7 Proyek Beroperasi, Produksi Migas RI Bertambah Tahun Ini

Berdasarkan rencana kerja dan anggaran 2018, kegiatan pencarian potensi migas (eksplorasi) direncanakan 39 sumur.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jan 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 19:00 WIB
Kilang minyak
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Liputan6.com, Jakarta Indonesia akan mendapat tambahan produksi minyak dan g‎as bumi (migas) pada tahun ini. Sumbernya dari tujuh proyek migas yang baru berproduksi.

Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin, dari tujuh proyek migas ‎yang akan beroperasi pada 2018 menambah produksi minyak sebesar 7.500 barel per hari (Barel Oil Equivalent per Day/BOEPD) dan gas sebesar 140 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). ‎

"Untuk 2018, target on stream ada tujuh proyek dengan estimasi puncak produksi total, itu puncak ya, bukan rata-rata produksi,"‎ kata Jaffee, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Perusahaan pencari migas atau Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang menyumbang tambahan produksi migas tahun ini diantaranya adalah, M‎edco EP indonesia, Medco EP Malaka di blok A gas development.

Pertamina Hulu Energi Offshore West Java (PHE ONWJ), Petrochina Jabung, PT Tropic Energi Pandan di Sriwijaya fase 2, Medco EP Indonesia, dan Pertamina EP‎ .

Sedangkan untuk investasi hulu migas pada tahun ini mencapai US$ 12,6 miliar. Alokasi anggaran tersebut meningkat dibandingkan periode 2017 sebesar US$ 12,29 miliar. Hal ini seiring dengan membaiknya harga minyak dunia yang menyentuh level US$ 60 per barel. ‎

Jaffee melanjutkan, ‎berdasarkan rencana kerja dan anggaran 2018, kegiatan pencarian potensi migas (eksplorasi) direncanakan 39 sumur.

Kemudian seismic 2D itu sekitar 3.150 kilometer, dan seismic 3D sekitar 3.011 kilometer persegi. Secara keseluruhan biaya eksplorasi di tahun depan mencapai US$ 0,81 miliar.

"Total investasi keseluruhan di WP&B 2018 itu US$ 12,6 miliar. Untuk 2018 yang akan di-cost-recovery-kan targetnya US$ 10,05 miliar," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jumlah Blok Migas RI Menyusut, Kenapa?

Keberadaan perusahaan pencari migas (Kontraktor Kontrak Kerjasama/KKKS) tidak memiliki modal alias duafa, membuat jumlah Wilayah Kerja (WK) atau blok migas menurun di Indonesia.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)‎ Amien Sunaryadi mengatakan, jumlah blok migas ada 255 pada 2017, menciut dari 2016 sebanyak 288 blok migas.

Blok migas tersebut 87 ekplorasi terdiri dari 73 blok produksi, 14 blok pengembangan. 119 eksplorasi 88 blok aktif,31 blok terminasi. Blok non konvensional terdiri dari 43 blok aktif dan 6 blok proses terminasi.

"Total ada 255 WK. Sebelumnya saya selalu Sebelumnya di 2016 ada 280 WK. Jadi dari 2016 jumlahnya 280 WK, di akhir 2017 jumlahnya 255 WK,"‎ kata Amien, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Amien mengungkapkan, berkurangnya jumlah blok migas pada 2017 tersebut akibat dari blok migas yang kontraknya diputus (terminasi) karena tidak kunjung digarap oleh perusahaan pencari migas sampai waktu yang ditentukan.

"Ini KKKS-nya kelas duafa, mau seismik enggak punya uang mau eksplorasi enggak punya uang," ujar dia.

Amien menuturkan, kebanyakan perusahaan pencari migas duafa tersebut berasal dari dalam negeri. Dia menyebutkan blok migas yang digarap perusahaan pencari migas duafa di antaranya Selat Panjan dan West Kampar.

"Jumlah WK menurun tidak apa-apa karena kebanyakan yang terminasi ini adalah WK yang kelas dhuafa," tutur Amien.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya