ESDM Buka Lelang Terbuka 2 Blok Migas

Kementerian ESDM telah menentukan nasib delapan blok minyak dan ‎gas bumi (migas), yang kontraknya habis pada 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Jan 2018, 11:15 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2018, 11:15 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menentukan nasib delapan blok minyak dan ‎gas bumi (migas), yang kontraknya habis pada 2018.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan,‎ sebelumnya delapan blok migas tersebut telah ditawarkan pemerintah kepada PT Pertamina (Persero) untuk dikelola. Namun tidak semua blok migas yang ditawarkan diterima.

"Kalau kita lihat history-nya, Kementerian ESDM telah melayangkan surat kepada Pertamina untuk memberikan 8 blok migas ini kepada Pertamina . Namun dalam perjalanan waktu, Pertamina mengevaluasi, ada 2 blok yang diserahkan kembali kepada Pemerintah," kata Arcandra, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Dua blok atau Wilayah Kerja (WK) yang dimaksud adalah Attaka dan East Kalimantan. Kemudian pemerintah akan melakukan lelang terbuka untuk dua blok tersebut. Saat ini disiapkan dokumen penawarannya, Terms and Conditions kontrak dan sebagainya. Rencananya diumumkan pemenang pada Maret.

Sedangkan enam blok migas lainnya, diberikan kesempatan kepada kontraktor lama yang sudah aktif menggarap blok tersebut, untuk mengajukan penawaran kepada Pemerintah.

"Penawaran dari kontraktor eksisting sudah kami terima. Dua blok akan diberikan ke Pertamina, dan empat lagi dilakukan evaluasi," papar Arcandra.

Dua blok migas yang akan diberikan Pertamina adalah Blok Tengah dan Blok North Sumatera Offshore (NSO). Blok Tengah karena merupakan unitisasi dengan Blok Mahakam, maka lebih efisien dikelola oleh Pertamina.

Sedangkan Blok NSO, karena selama ini Pertamina yang mengelola, akan digabungkan dengan Blok NSB (North Sumatera B) yang lokasinya berdekatan.

Sedangkan terhadap empat blok migas lainnya yaitu Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga dan Blok South East Sumatera dilakukan evaluasi dengan dua kriteria. Pertama work and programnya mana yang lebih baik. Yang kedua, mana yang memberikan government take (bagian untuk Pemerintah) yang lebih baik.

Apabila penawaran Pertamina memberikan return atau hasil yang lebih baik, maka Pertamina akan mendapatkan blok tersebut. Namun jika kontraktor eksisting mengajukan penawaran yang lebih baik dari Pertamina, maka Pertamina diberikan hak untuk menyamakan penawaran dari kontraktor eksisting tersebut (right to match).

"Ada keberpihakan kita untuk memajukan Pertamina sebagai NOC (National Oil Company). Untuk empat blok migas ini, waktunya kita targetkan Januari ini selesai, kepada siapa akan diserahkan blok tersebut," tutur Arcandra.‎

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

SKK Migas Ungkap Bukti Sektor Hulu Migas RI Masih Menjanjikan

Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan sektor hulu migas Indonesia masih menja‎njikan untuk mendapatkan kucuran investasi baru.

Hal tersebut terbukti, ada lima proyek migas yang beroperasi dalam 3 tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, potensi migas yang besar seharusnya tidak membuat investor tidak ragu berinvestasi di Indonesia.

"Indonesia sangat berpotensi. Untuk berdiskusi mungkin ini bisa membuka peluang bisnis baru," kata dia di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu 1 November 2017.

Amien menuturkan, lima lapangan migas baru yanng resmi beroperasi, yaitu lapangan Banyu Urip bagian dari Blok Cepu di Bojonegoro Jawa Timur, Bangka yang merupakan bagian dari proyek pengembangan laut dalam (Indonesian Deep Water Development/IDD).

Kemudian Lapangan Donggi, Matindok dan Senoro. Donggi dan Matindok beroperasi pada April 2017. Adapun Lapangan Jangkrik, beroperasi pada Mei 2017.‎ Terakhir, Lapangan Madura BD yang beroperasi pada Juni 2017.

Menurut Amien, SKK Migas selaku mitra operator akan ‎menjembatani investasi hulu migas di Indonesia. Pasalnya, lembaga tersebut memiliki hubungan baik dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Silahkan datang ke Indonesia, SKK Migas akan mendukung. Jika berminat hubungi kami,"‎ Amien menandaskan.‎

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya