Liputan6.com, Jakarta Kurang dari satu bulan lagi, Olimpiade Musim Dingin 2018 yang akan digelar di Pyeongchang, Korea Selatan akan dimulai. Namun begitu, penjualan tiket Olimpiade musim dingin ke-23Â tersebut masih terhitung rendah.
Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (11/1/2018), baru sekitar 61 persen tiket yang terjual, atau 655 ribu dari 1,07 juta total tiket. Untuk beberapa cabang olahraga favorit semisal seluncur indah dan hoki es, jumlah penjualan tiket bahkan lebih rendah, yakni di bawah 60 persen.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, apa kira-kira penyebab rendahnya antusiasme pencinta olahraga musim dingin untuk membeli tiket Olimpiade Musim Dingin 2018? Apakah karena tensi tinggi kondisi politik Negeri Ginseng tersebut dengan Korea Utara (Korut) kah?
Tampaknya tidak, karena hubungan kedua negara akhir-akhir ini sudah tidak sepanas sebelumnya. Beberapa hari yang lalu, Korut telah membuka kembali saluran komunikasi hotline ke Korsel.
Menurut kabar lainnya, Amerika Serikat (AS) dan Negeri Ginseng telah menunda latihan militer bersama hingga Olimpiade Musim Dingin 2018 berakhir.
Beberapa pakar olahraga menduga, ketidakhadiran banyak atlet besar di cabang Hoki Es turut mempengaruhi minimnya penjualan tiket.
National Hockey League (NHL), sebuah kompetisi Hoki Es terbesar di Amerika Serikat dan Kanada, menolak melepas para pemainnya untuk dapat berpartisipasi di Olimpiade Musim Dingin 2018.
Alasan lainnya yaitu absennya Rusia. Negeri Paman Beruang tersebut tidak dapat hadir karena rententan panjang kasus doping para pemainnya. Jika diperkenankan berpartisipasi, warga Rusia bisa jadi merupakan salah satu sumber pendapatan dari penjualan tiket, karena letak kedua negara yang berdekatan.
Pakar olahraga juga menilai, Pyeongchang sendiri sebagai kota tempat digelarnya Olimpiade Musim Dingin 2018 masih terdengar kurang familiar di telinga pencinta olahraga es, tidak seperti kota-kota penyelenggara sebelumnya seperti Vancouver dan Turin.
Meskipun begitu, pihak penyelenggara mengharapkan bahwa pergelaran Olimpiade Musim Dingin 2018 ini masih dapat menarik antusiasme banyak orang lewat penayangannya di televisi.
Tapi tetap, mereka harus berhadapan dengan tantangan bahwa zona waktu di Korea Selatan berbeda jauh dengan di Eropa dan Amerika Utara, tempat di mana banyak pencinta olahraga musim dingin berasal.
Tonton Video Pilihan Ini:
Â
Â
Â