Liputan6.com, Madiun - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia saat ini termasuk salah satu pemain industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara.
Buktinya, produk industri kereta api dalam negeri telah mampu memenuhi pesanan pasar domestik, bahkan luar negeri khususnya ke negara berkembang dan kawasan regional.
“Kami terus memacu industri perkeretaapian nasional agar dapat menguasai pasar domestik dan semakin berperan dalam supply chain industri perkeretaapian untuk pasar global,” ujar dia di Madiun, Jawa Timur (18/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Guna memperluas pasar ekspor, lanjut dia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu industri kereta api nasional agar terus melakukan inovasi teknologi khususnya untuk produk-produk yang berorientasi ekspor.
"Selain itu secara proaktif menjalin kerja sama bisnis dan promosi dalam rangka meningkatkan akses pasar ke negara-negara yang memiliki potensi pasar cukup besar, terutama di kawasan Asia seperti Pakistan, Srilangka, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, serta negara Zambia, Nigeria dan Mesir," kata dia.
Dia mengungkapkan, saat industri penunjang dan komponen dalam negeri saat ini sudah mampu memproduksi sekitar 70 persen dari total kebutuhan komponen kereta api nasional, termasuk rangka kereta api.
“Kami berharap dalam dua sampai tiga tahun ke depan, industrinya mampu menyediakan sampai 80 persen dari jumlah kebutuhan di Tanah Air,” lanjut dia.
Dirikan Asosiasi
Pada 2016 lalu, Kemenperin mengukuhkan Asosiasi Industri Manufaktur dan Penunjang Perkeretaapian Indonesia, yaitu Indonesia Railway Component Manufacture Association (IRCMA).
Selain itu termasuk Perkumpulan Industri Kecil Kereta Api (PIKKA) yang anggotanya terdiri dari berbagai industri di bidang metal, karet, plastik serta lembaga riset, dan konsultan yang berjumlah sekitar 50 industri komponen perkeretaapian dan didalamnya termasuk PT Inka (Persero) sebagai integrator.
“Asosiasi ini diharapkan mampu mendukung penyediaan komponen untuk kereta api produksi dalam negeri dan menjadi bagian penting dalam rantai pasok seperti untuk proyek LRT Jabodebek dan proyek-proyek lain sehhingga bisa menjadi player industri komponen yang berdaya saing global,” papar dia.
Lebih lanjut, dengan kebutuhan pengembangan kereta api yang cukup besar, industri penunjang perkeretaapian menjadi prioritas dan strategis untuk segera dikembangkan sehingga keterlibatan industri lokal dapat dipacu maksimal.
Perusahaan-perusahaan BUMN yang selama ini telah memasok komponen kereta api, antara lain PT Pindad untuk rem, PT LEN untuk persinyalan, PT Barata untuk bogie, dan PT Krakatau Steel untuk bahan baku baja.
Dalam rangka pembinaan IKM, Kemenperin telah memfasilitasi kerja sama dengan para pelaku IKM baja di Tegal dan Ceper, Jawa Tengah. Langkah ini diharapkan agar kemampuan IKM dapat meningkat dan menjadi bagian rantai pasok, seperti dalam proyek pengadaan LRT.
Di samping itu, Kemenperin bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT INKA) telah mendirikan Pusat Desain dan Rekayasa Industri Perkeretaapian Nasional di Kampus ITB.
Tujuannya antara lain untuk mendukung pelaksanaan kajian-kajian pengembangan perkeretaapian, pelaksanaan program riset dan pengembangan produk, pengembangan SDM, serta menjadi inkubator bisnis dan pengujian-pengujian produk.
Advertisement