Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat kini harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis Pertalite. Sebab PT Pertamina (Persero) baru saja menaikkan harga Pertalite sebesar Rp 200 per liter dan berlaku di seluruh Indonesia.
Kenaikan ini menjadi yang kedua sejak awal tahun ini. Terakhir kali, harga jual Pertalite naik pada 20 Januari lalu. Saat itu, Pertalite naik Rp 100 per liter.
Bukan tanpa alasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut menaikkan harga jual Pertalite. Pasalnya, harga minyak dunia terus merangkak naik. Kondisi ini diperparah dengan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Baca Juga
Dengan kenaikan harga ini, Pertalite di Provinsi DKI Jakarta contohnya dijual menjadi Rp 7.800 per liter. Sedangkan di provinsi lain lebih mahal berkisar Rp 8.000 sampai Rp 8.150 per liter.
Berita kenaikan harga Pertalite ini menarik perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di Kanal Bisnis. Berikut artikel yang paling hits dan banyak dicari pembaca, seperti dirangkum Senin (26/3/2018):
1. 7 Mobil Kepala Negara Paling Mahal di Dunia
Mobil kepresidenan merupakan satu fasilitas yang seringkali dipersiapkan bagi seorang kepala Negara dalam menjalankan tugasnya. Tak heran apabila fasilitas satu ini ditunjang dengan berbagai fitur yang mampu mendukung tugas serta menjamin keselamatan dari pemimpin Negara tersebut.
Diantara banyaknya mobil kenegaraan yang dimiliki oleh para kepala ngara di dunia, terdapat beberapa mobil yang memiliki fitur sangat canggih hingga bernilai jutaan hingga miliaran dollar.
Berita selengkapnya baca di sini
2. Makin Mahal, Harga Pertalite Naik Rp 200 per Liter
Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak atau harga BBM jenis Pertalite sebesar Rp 200 per liter. Kenaikan harga tersebut berlaku di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seluruh Indonesia.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, menyatakan penyesuaian harga BBM jenis Pertalite merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus naik. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.
Berita selengkapnya baca di sini
3. Cek Lowongan Kerja Terbaru Telkom Indonesia di Sini!
Ingin berkarier di Telkom Indonesia? Buruan persiapkan diri terbaik Anda karena PT Telekomunikasi Indonesia Tbk kembali membuka lowongan kerja.
Kali ini, Telkom Group mengajak talenta-talenta terbaik bangsa lulusan Sarjana untuk bergabung bersama untuk posisi Content Acqusition Officer (Contract). Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 31 Maret 2018.
Sri Mulyani Naikkan Subsidi Solar Jadi Rp 1.000 per Liter
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan akan menambah subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dari saat ini Rp 500 per liter menjadi Rp 1.000 per liter. Keputusan ini akan diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2018 dengan DPR.
Dia menjelaskan, keputusan penambahan subsidi Solar ini seiring dengan munculnya risiko kenaikan harga minyak dunia.
"Untuk subsidi kita pastikan akan ada kenaikan dari Rp 500 per liter menjadi Rp 1.000 per liter dengan volume 16,3 juta kiloliter (Kl)," kata Sri Mulyani di kantornya, pada 12 Maret 2018.Â
Dengan bertambahnya subsidi ini, maka beban APBN akan bertambah sekitar Rp 4,1 triliun. Meski begitu, tambahan alokasi subsidi ini tidak memengaruhi target defisit APBN 2018 yang sebesar 2,19 persen dari produk domestik bruto (PDB).Â
Sebenarnya kenaikan harga minyak dunia tersebut memberikan pendapatan tambahan ke pemerintah. Namun, di sisi lain, pemerintah juga harus memastikan konsumsi masyarakat tetap terjaga, serta neraca keuangan PT Pertamina (Persero) juga tetap sehat.
Dengan tambahan subsidi mencapai Rp 4,1 triliun tersebut, Sri Mulyani memastikan akan meringankan Pertamina dalam menjalankan bisnisnya dan tetap melakukan ekspansi.
Tak hanya untuk BBM, Sri Mulyani juga akan menambah anggaran untuk subsidi listrik ke PT PLN (Persero). Selain sebagai dampak kenaikan harga minyak, PLN di 2018 juga akan menambah jumlah pelanggan subsidi sebesar 1 juta pelanggan. Hanya saja untuk PLN, Sri Mulyani mengaku belum memiliki detail angka penambahannya di APBN-P nanti.
"Dari semua itu, kita sangat optimistis defisit akan bisa kita kendalikan sesuai APBN 2017 di angka 2,19 persen dari PDB, jauh lebih rendah dari realisasi tahun lalu sebesar 2,49 persen," tutup Sri Mulyani.Â
Advertisement