Liputan6.com, Jakarta - Rencana penghentian penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, saat pelaksanaan Asian Games dan pertemuan tahunan Badan Moneter International (IMF) - bank dunia ‎2018, sesuai denan rekomendasi Tim Reformasi Tatakelola Minyak dan Gas Bumi atau tim pemberantas mafia migas.
Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, jika mengacu pada tim Pemberantas Mafia Migas, Â memang sudah seharusnya Premium tidak digunakan lagi dalam dua tahun setelah rekomendasi tersebut. Rekomendasi tersebut dikeluarkan pada 2015.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau berdasarkan rekomendasi tim mafia migas. Ini harusnya sudah dilakukan," kata Komaidi, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
‎Adapun isi rekomendasi tersebut adalah, pemerintah harus menghentikan impor BBM jenis gasoline atau bensin dengan kadar Research Octane Number (RON) 88, menjadi RON 95. Sedangkan solar dengan kadar sulfur 0,35 persen dengan Gasoil 0,25 persen.
Â
Â
Hanya 4 Negara Pakai Bahan Bakar Minyak Kualitas Premium
Komaidi menuturkan, penghentian penyaluran Premium saat pelaksanaan Asian Games dan pertemuan tahunan Badan Moneter International (IMF) - Bank Dunia ‎2018‎ bisa dilakukan. Namun butuh penyesuaian masyarakat yang mengkonsumsi Premium.
"Dalam konteks itu sebenarnya ok saja, tinggal dilihat kesiapan masyarakatnya, pasti pro kontra ada," tutur dia.
Komaidi mengungkapkan, saat ini hanya tinggal empat negara yang masih mengkonsumsi BBM dengan kualitas setara Premium, yaitu Bangladesh, Indonesia dan dua negara di Afrika. Namun, penggunaan BBM setara Premium di negara tersebu‎t hanya untuk sektor pertanian.
"kalau lihat negara lain pakai BBM standar Euro 4 dan 5 sudah dilakuka, hanya 4 negara negara yang masih menggunakan Premium," ujar dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
Advertisement