Pengamat Minta Tambahan Cuti Bersama Lebaran 2018 Dibatalkan

Latar belakang ditambahnya masa cuti bersama ini lantaran untuk menekan kemacetan saat mudik Lebaran.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Mei 2018, 07:45 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2018, 07:45 WIB
Ilustrasi Mudik Lebaran.
Ilustrasi Mudik Lebaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio meminta pemerintah untuk membatalkan tambahan hari terkait cuti bersama Lebaran 2018 yang ditetapkan. Adanya cuti tambahan ini dinilai hanya akan membuat operasional di sektor industri dan logistik terhambat.

Agus mengungkapkan, latar belakang ditambahnya masa cuti bersama ini lantaran untuk menekan kemacetan saat mudik Lebaran.

‎"Ini kenapa ditambah? Karena Menteri Perhubungan khawatir kalau tidak ditambah akan terjadi kemacetan total. Kalau itu liburnya panjang, pulang perginya bisa dicicil," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Namun, kebijakan ini dikhawatirkan justru berdampak pada industri dan kegiatan logistik. Sebab, masa liburan biasanya diiringi dengan pembatasan truk di pada ruas-ruas tertentu.

"Kan itu efeknya juga berantai. Begitu libur, truk tidak boleh lewat. Nanti bagaimana logistik di jakarta dan kota-kota lain. ‎Menurut saya itu keputusan yang harus dibatalkan," ungkap dia.

Selain itu, jika pemerintah memutuskan untuk membatalkan kebijakan ini, maka harus tetap memperhatikan hak masyarakat, terutama yang telah terlanjur membeli tiket angkutan Lebaran, seperti pesawat atau kereta api. Jangan sampai karena dibatalkan dan terpaksa masuk kerja maka tiket yang dibeli hangus.

"Ketika dibatalkan, sudah ada masyarakat yang membeli tiket, karena libur diperpanjang, yang ganti tiketnya ya negara," tandas dia.

Tonton Video Ini:


Berangkat Lebih Awal dan Tak Naik Motor, Imbauan Menhub buat Pemudik Lebaran 2018

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta masyarakat agar dapat mengatur waktu ketika hendak mudik Lebaran 2018. Hal ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan saat mudik.

Jika biasanya masyarakat ke kampung halaman saat mendekati hari H Idul Fitri, maka dia menyarankan agar masyarakat berangkat lebih awal. Terlebih, pemerintah juga telah menambah masa cuti bersama Lebaran tahun ini.

"Biasanya banyak orang yang mudik saat H-2 atau H-1 sebelum lebaran, untuk mengurangi kepadatan saya anjurkan untuk berangkat lebih awal," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (6/5/2018).

‎Budi juga mengimbau masyarakat agar mudik tidak menggunakan sepeda motor saat mudik Lebaran. Pasalnya, jenis kendaraan ini dinilai sangat riskan mengalami kecelakaan jika digunakan untuk jarak jauh.

"Saya tekankan kembali kepada masyarakat agar tidak mudik menggunakan sepeda motor karena riskan terjadinya kecelakaan di jalan. Tahun 2017 lalu dalam masa angkutan lebaran tercatat 75 persen kecelakaan melibatkan sepeda motor. Saya harapkan para pemudik dapat menggunakan transportasi umum yang ada," jelas dia.

Selain itu, Budi juga meminta seluruh stakeholder agar melakukan ramp check untuk meningkatkan keselamatan moda transportasi yang digunakan untuk mudik.

"Saya meminta kepada seluruh stakeholder secara seksama melakukan ramp check untuk meningkatkan keselamatan dan dapat laik jalan. Apabila ada yang tidak lulus ramp check tidak akan kita beri izin untuk jalan," ungkap dia.

Terakhir, Budi juga berharap masyarakat yang melakukan perjalanan mudik mematuhi seluruh aturan yang berlaku di jalan raya. Dengan demikian, mudik bisa berjalan lancar dan angka kecelakaan bisa ditekan.

"Yang terakhir kita sepakat Polri sebagai komandan di lapangan, kita semua ikut Polri sebagai komandan. Apabila kita mampu melaksanakan semuanya dengan baik mudah-mudahan angkutan Lebaran tahun ini akan berjalan lancar," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya