Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa persiapan gelaran pertemuan tahunan (annual meeting) International Monetary Fund (IMF) World Bank di Nusa Dua Bali pada Oktober mendatang sudah mencapai 75 persen.
"Saya sebagai ketuanya, persiapan sudah 75 persen selesai, IT Hotel, dan lain-lain," kata Menko Luhut di kantornya, Jumat (11/5/2018).
Ia melanjutkan, persiapan tersebut juga termasuk simulasi evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan. "Sebanyak 85 hotel semua sudah beres. Rencana evakuasi, lapangan terbang kita siapkan di Banyuwangi sekaligus siapkan turis destination," ujarnya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, untuk Labuan Bajo Menko persiapan difokuskan pada sektor pariwisata. "Untuk Labuan Bajo, kami fokus di wisata, perhotelan, marina dan port, itu di lokasi pariwisata seperti hub-pariwisata, kuliner juga." jelas dia.Â
Selain itu, infrastruktur dasar juga sudah diperbaiki semuanya mulai dari jalan hingga pengelolaan sampah.
Pemerintah telah membentuk panitia acara pertemuan tahunan bank dunia yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Wakil Ketua panitia adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur BI Agus Martowardojo.
Acara akan berlangsung dari tanggal 12 - 14 Oktober 2018 dan akan dihadiri oleh delegasi resmi dari 189 negara sebanyak 3.000 orang, staff IMF sebanyak 1.500 orang, media dari seluruh dunia sekitar 1.000 orang, 1.000 observer, 5.000 investor serta pengunjung lainnya yang diperkirakan berjumlah 20.000 orang.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Tanggungjawab Anggaran
Luhut juga menyatakan bahwa anggaran yang disiapkan untuk ajang tahunan terbesar IMF tersebut mencapai Rp 855 Miliar.
Menko Luhut mengatakan anggaran yang besar tersebut akan digunakan semaksimal mungkin mulai dari persiapan hingga saat acara berlangsung.
Ia menegaskan, anggaran besar tersebut juga digunakan untuk mendongkrak popularitas pariwisata Indonesia di mata dunia. Salah satunya dengan pembangunan dan perbaikan infrastruktur.
"Kalau ada yang bilang duit kita keluar banyak, kita manfaatkan sekalian memperbaiki turis destination. Misalnya, untuk Banyuwangi kita perbaiki lapangan terbang Rp 82 Miliar tuh. Labuan bajo tuh kita kerjain, dari lapangan terbang, air, pembuangan sampah. Untuk hal dasar penduduk di sana, air, sampah end to end," ujarnya.
Selain itu, Taman Nasional Komodo juga direnovasi dari segi penerangannya.
Luhut menjelaskan, dengan menggelontorkan uang yang besar nantinya Indonesia juga akan mendapatkan pemasukan yang tak kalah besar.
"Yang kita dapat? Itu promosi kita besar besar-besaran. Nah, mereka ini kan semua (yang datang) orang kaya gak ada yang kismin (miskin). Dari situ kita siapkan turis destinasi. Ada kelas high end dan lain-lain. Itu kan nilai."
Dalam kesempatan serupa, Staff Ahli Bidang Organisasi Birokrasi dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan, Susiwijono mengatakan pemerintah akan berusaha melakukan efisiensi dalam penggunaan anggaran tersebut.
Susiwijono menyatakan amgka tersebut masih bisa berubah sebab masih dalam tahap diskusi.
"Tahun 2018 masih terus kita bahas. Ini anggaran yang ada di Kemenkeu. BI akan menanggung hotel, venue dan office. Itu udah berapa besar? BI masih berhitung terus, dari 21 official hotel, kira kira 200 miliar." kata dia.
Untuk perhotelan, perkantoran dan venue acara para peserta akan membayar kembali kepada pihak pemerintah Indonesia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber:Â Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement