Industri Fintech Butuh Banyak SDM di Bidang Data, Tertarik?

Perkembangan industri fintech belum diiringi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.

oleh Merdeka.com diperbarui 06 Agu 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 17:00 WIB
Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan industri keuangan berbasis teknologi atau finansial technology (Fintech) semakin pesat. Namun ternyata perkembangan tersebut belum diiringi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.

Direktur Kebijakan Publik Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Ajisatria Suleiman, mengatakan bahwa Indonesia kekurangan SDM dalam 3 sektor.

"Desember 2017, kami pernah survei terkait kebutuhan SDM di fintech. Ada tiga hal yang kami anggap penting untuk fintech ke depan," kata Ajisatria dalam sebuah acara edukasi Fintech di Jakarta, Senin (6/8/2018).

Pertama, adalah SDM di bidang data science. Sektor tersebut sangat penting mengingat Fintech adalah sebuah teknologi terkini.

Dengan data yang banyak, sebuah perusahaan fintech otomatis akan dapat menganalisa karakteristik dan perilaku finansial masyarakat saat ini.

"Ini penting untuk analisa karakteristik seseorang untuk tahu perilaku dan spending masyarakat," ujarnya.

Di Indonesia sebetulnya data sudah banyak. Namun SDM nya belum mencukupi. Padahal, dengan perkembangan data yang pesat maka produk baru yang sesuai dengan kebutuan masyarakat dapat diciptakan dengan mudah.

"Data banyak, tapi tidak dioptimalkan secara ilmiah untuk pengembangan produk baru. Kami harap data science berkembang," ujarnya.

 

Perilaku Konsumen

Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Kedua adalah UI/UX (User Interface dan User Experience) yang sangat mempengaruhi tingkat retention dari user aplikasi fintech.

Dia menjelaskan, produk keuangan yang selama ini digunakan oleh masyarakat sudah menjadi kebiasaan. Misalnya dalam hal memasukkan kode PIN atau penggunaan mesin EDC (Electronic Data Capture).

"Ada bank taruh pin di depan ada juga di belakang, nah itu pengaruh ke convenience (kenyamanan) dan perilaku seseorang. Letak dan warna tombol, itu juga pengaruhi perilaku adopsi user." kata dia. 

Ketiga adalah sektor risk management atau manajemen risiko. Namun untuk bidang ini, Ajisatria menyebutkan SDM yang ada sudah mencukupi.

"Untungnya SDM banyak karena bank punya bagian risk management sendiri. Dan sudah banyak diajarkan di masyarakat dan pengalaman dalam hal ini juga banyak. Tapi untuk dua hal yang pertama tadi yaitu data science dan UI/UX, kami harapkan lebih banyak lagi SDM di bidang ini." tutup dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya