Perang Dagang Bikin Rupiah Tembus 14.700 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menembus 14.700 per dolar Amerika Serikat pada Kamis sore (30/8/2018).

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Agu 2018, 17:45 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2018, 17:45 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Sudah Masuk Level Undervalued
Teller menukarkan mata uang dolar ke rupiah di Jakarta, Jumat (2/2). Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berada di level Rp13.700 hingga Rp13.800.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menembus 14.700 per dolar Amerika Serikat pada Kamis sore (30/8/2018).

Berdasarkan data RTI, rupiah bergerak di kisaran 14.708 per dolar AS pada Kamis sore. Dolar AS yang perkasa tidak hanya terhadap rupiah saja tetapi juga mata uang di Asia lainnya.

Dolar AS menguat 0,09 persen terhadap peso Filipina. Selain itu, dolar AS naik 0,12 persen terhadap dolar Singapura dan dolar AS terhadap baht Thailand menguat 0,09 persen. Sedangkan terhadap yen, dolar AS melemah 0,11 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah masih berada di kisaran 14.680 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 14.650-14.680 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, sentimen eksternal terutama perang dagang mempengaruhi gerak rupiah terhadap dolar AS. Josua mengatakan, AS capai kesepakatan dengan Meksiko dalam perjanjian Nafta pengaruhi dolar AS.

Ditambah data ekonomi Amerika Serikat (AS) cukup baik dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai 4,2 persen pada kuartal II 2018 dari harapan empat persen. Selain itu, bank sentral China sengaja melemahkan yuan. 

"AS sudah trade deal dengan Meksiko. China belum dan Kanada. Isu trade war masih membuat rupiah melemah," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Akan tetapi, rupiah tidak hanya sendirian melemah terhadap dolar AS tetapi juga mata uang lainnya. "Mata uang utama lainnya melemah seperti euro dan sterling, serta New Zealand," ujar dia.

Sedangkan dari internal, jelang akhir bulan permintaan dolar AS cukup tinggi untuk pembiayaan korporasi.

Meski demikian, Josua menilai, Bank Indonesia (BI) merespons cepat dengan intervensi di pasar sehingga pelemahan nilai tukar rupiah tidak terlalu dalam.

Selain itu, BI dan pemerintah juga berupaya memperbaiki defisit baik perdagangan dan transaksi berjalan. Salah satunya dengan mendorong sektor pariwisata sehingga menekan defisit transaksi berjalan.

Untuk prediksi rupiah jelang akhir pekan, Josua menilai masih bergerak terbatas di kisaran 14.600-14.700 per dolar AS. Hal itu mengingat permintaan dolar AS masih tinggi dan sentimen perang dagang belum final. "Pelaku pasar juga menanti data ekonomi AS," tutur Josua.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

 

Sepi Sentimen Internal, Rupiah Masih Tertekan

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pekan ini. Pasar menanti negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China, serta NAFTA menggerakkan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Kamis 30 Agustus 2018 rupiah berada di posisi 14.655 per dolar Amerika Serikat pada 30 Agustus 2018 atau turun 12 poin dari periode perdagangan 29 Agustus 2018 di kisaran 14.643.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi 14.657 per dolar AS dari penutupan kemarin 14.645. Hingga Kamis siang ini, rupiah bergerak di kisaran 14.650-14.658 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual menuturkan, pergerakan rupiah masih dipengaruhi sentimen perang dagang. Ia menilai, pelaku pasar menanti penerapan tarif dagang terhadap barang impor China oleh AS senilai USD 200 miliar. Penerapan tarif itu akan berlaku pada 5 September 2018.

Selain itu, AS dan Meksiko sepakat merombak perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara atau North America Free Trade Area (NAFTA). Diperkirakan perjanjian dengan Kanada juga bisa disetujui.

"Pasar uang terkait NAFTA dan Brexit. Uni Eropa akan lebih dekat dengan Inggris untuk perdagangan. Perang dagang ini berdampak terhadap mata uang emerging market," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, sentimen eksternal lebih pengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari internal, menurut David sepi sentimen. "Dari internal tidak apa-apa. Tunggu inflasi," ujar dia.

David menilai, pergerakan nilai tukar rupiah seperti mata uang Malaysia ringgit dan baht Thailand. Akan tetapi, tekanan rupiah lebih besar. "Rupiah akan bergerak di kisaran 14.640-14.680 pada Kamis pekan ini," tutur dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya