Pemerintah Waspadai Krisis Argentina

Guna mengantisipasi tekanan global terhadap nilai tukar dan perekonomian Indonesia, pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah khusus.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Sep 2018, 18:45 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2018, 18:45 WIB
Sri Mulyani
Sri Mulyani dalam kebaya putih rancangan Didiet Maulana (Liputan6.com/Pool/Didiet Maulana)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan menteri dan pimpinan lembaga di bidang ekonomi pada Senin (3/8/2018) sore. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, dalam pertemuan dibahas persoalan nilai tukar rupiah dan kondisi terkini perekonomian Indonesia.

"Hari ini kami bersama-sama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dua Menko, dan Mendag melaporkan ke Presiden mengenai kondisi terkini ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Jakarta usai pertemuan.

Turut dibahas mengenai pergerakan inflasi dan stabilitas harga pangan dalam negeri. Termasuk dinamika ekonomi global dan krisis yang menimpa Argentina.

"Kami melihat pergerakan global, kami terus waspadai karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina ini tinggi sekali dan kadang dikombinasikan dengan kondisi di negara emerging yang lain," ujarnya.

Guna mengantisipasi tekanan global terhadap nilai tukar dan perekonomian Indonesia, pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah khusus.

Di antaranya, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus melakukan koordinasi dalam menghadapi gejolak nilai tukar rupiah.

"Dari dalam negeri langkah pemerintah dari otoritas moneter dan OJK akan disinergikan. Koordinasi dari sisi informasi, langkah demi stabilitas akan terus di-share sehingga kami terus lakukan penyesuaian kalau memang akan dilakukan," jelasnya.

Dalam pertemuan tertutup yang dilakukan Jokowi di Istana Merdeka Jakarta sore ini, selain Sri Mulyani hadir juga Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution. Selain itu, ada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

 

Ekonomi RI Kuat, BI Tetap Pantau Kondisi Turki dan Argentina

Bank Indonesia
Bank Indonesia AFP PHOTO / ROMEO GACAD

Bank Indonesia (BI) berkomitmen mengawasi stabilisasi nilai tukar rupiah. BI percaya ekonomi Indonesia masih kuat, meski begitu mereka turut memantau kondisi di Turki dan Argentina.

Berdasarkan rilis resmi BI, Jumat (31/8/2018), BI senantiasa mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian global sebagaimana yang terjadi pada Turki dan Argentina.

BI pun meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah, termasuk dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga stabilitas keuangan. BI tetap meyakini bahwa kondisi perekonomian Indonesia tetap kuat dan berdaya tahan.

Beberapa indikator perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan tersebut, seperti pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cukup baik, dan inflasi yang rendah serta terjaga.

Berdasarkan pemantauan harga s.d. minggu V Agustus 2018, IHK diperkirakan -0,06% (mtm), atau secara year to date mengalami inflasi sebesar 2,12% (ytd), dan secara tahunan 3,19% (yoy). Kondisi stabilitas sistem keuangan juga terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh intermediasi yang kuat.

BI juga berkomitmen untuk terus mengawal ketat stabilitas nilai tukar rupiah. Serangkaian langkah pun telah ditempuh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya