Balas Budi ke Guru, Miliarder Tiongkok Hibahkan Rp 56 Miliar

Miliarder ini percaya bahwa pendidikan bisa mengubah kehidupan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Sep 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2018, 21:00 WIB
Charles Chen Yidan.
Charles Chen Yidan.

Liputan6.com, Hong Kong - Semakin banyak miliarder yang memberikan kontribusi terhadap dunia filantropis. Setelah nama Bill Gates, Warren Buffett, dan Jack Ma, kali ini aksi mulia dari miliarder asal Tiongkok Charles Chen Yidan mendapat sorotan.

Dilansir dari Bloomberg, salah satu pendiri Tencent yang meninggalkan jabatannya sebagai Chief Administrative Officer pada 2013 untuk fokus pada filantropi. Fokus utamanya adalah dunia pendidikan.

Pendidikan menjadi fokus Yidan karena ia memandang kesuksesannya berasal dari pendidikan.

"Ayah saya dari daerah perkampungan. Dia adalah orang pertama dari keluarga yang kuliah. Nenek saya yang bersikeras. Pendidikan mentransformasikan kehidupan ayah saya, dan kemudian kehidupan saya," ucap Yidan.

Sebuah anugerah tahunan bernama Yidan Prize pun diprakarsainya pada 2016. Penerima anugerah itu adalah seorang peneliti dan guru yang mentransformasi edukasi dalam cara yang berkelanjutan.

Tahun ini, Yidan Prize diberikan pada Larry Hedges, profesor dari Universitas Northwestern dan Anant Agarwal, pendiri platform edukasi edX.

Yidan Prize menyebut diri mereka sebagai hadiah pendidikan terbesar di dunia. Tahun ini, anugerah itu diumumkan di Hong Kong.

Pemenang Yidan Prize mendapat hadiah berupa medali emas dan uang 30 juta dolar Hong Kong atau Rp 56,5 miliar ( HKD 1 = Rp 1.886).

Uang hadiah itu dibagi menjadi dua bagian, yakni HKD 15 juta (Rp 28,2 miliar) hadiah uang dan sisa HKD 15 juta lagi untuk pendanaan proyek. 

Miliarder ini percaya bahwa aksi filantropis seperti ini akan diikuti para orang Tiongkok lainnya. ""Ya, saya pikir kita akan melihat aksi yang lebih banyak. Budaya tradisional Tiongkok adalah sangat suportif pada filantropis," ujarnya.

Miliarder Alibaba Jack Ma Bakal Pensiun dan Ingin Kembali Mengajar

Jokowi Terima Jack Ma di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo menerima CEO Alibaba Jack Ma di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/9). Dalam pertemuan tersebut pemerintah Indonesia mengusulkan kepada Jack Ma agar membuat Jack Ma institut di Indonesia.(Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Yang baru-baru ini populer adalah miliarder Jack Ma yang ingin pensiun dan ingin menjadi guru. Mantan guru Bahasa Inggris ini menyampaikan, pensiun bukanlah menjadi akhir dari sebuah era kehidupannya, tetapi awal dari sebuah kehidupan.

"Saya suka pendidikan," ucap Jack Ma, dikutip dari BBC.

Jack Ma mendirikan Alibaba pada tahun 1999. Kini, perusahaannya menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia. Dalam hal bisnis dan kehidupan, ia belajar dari pendiri Microsoft, Bill Gates.

"Ada banyak hal yang bisa saya pelajari dari Bill Gates. Saya tidak pernah bisa menjadi kaya dia, tetapi satu hal yang dapat saya lakukan lebih baik darinya adalah pensiun lebih awal. Saya pikir suatu hari nanti dan segera, saya akan kembali mengajar," papar Jack Ma.

Keputusan untuk pensiun sudah dipikirkannya matang. "Ini adalah sesuatu yang saya pikir bisa dilakukan jauh lebih baik (mengajar) daripada menjadi CEO Alibaba." 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya