Melantai Perdana di Bursa, Saham CAKK Turun 25,6 Persen

CAKK merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri keramik dan menjadi emiten ke-609 yang tercatat di BEI.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Okt 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2018, 10:30 WIB
PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk mencatatkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 31 Oktober 2018. Dok Maulandy
PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk mencatatkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 31 Oktober 2018. Dok Maulandy

Liputan6.com, Jakarta PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk mencatatkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 31 Oktober 2018. Perseroan menjadi emiten ke-47 pada tahun ini dengan kode saham CAKK.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, menyampaikan adanya kenaikan jumlah perusahaan yang membuka diri pada publik secara year on year (yoy) dibanding tahun sebelumnya.

"Sampai saat ini, terdapat 47 perusahaan tercatat baru, naik 27 persen dari tahun sebelumnya. Sementara jumlah proxit saat ini Rp 14,18 triliun, meningkat hampir 48 persen," jelas dia.

CAKK merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri keramik dan menjadi emiten ke-609 yang tercatat di BEI.

Penawaran umum perdana 300 juta lembar saham CAKK di BEI mencapai 24,93 persen saham ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Dalam pencatatan perdananya, indeks perseroan sempat berada di angka merah 25,6 persen atau turun 43 poin menjadi Rp 125 dari harga IPO Rp 168 per lembar saham.

Nilai transaksi yang terjadi sebanyak 41 frekuensi, dimana volume transaksi mencapai 26,307 lot dengan nilai perdagangan Rp 319,54 juta.

Dari IPO ini, CAKK akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 50,4 miliar. Perseroan akan menggunakan sebesar 38 persen dana hasil IPo untuk melunasi pinjaman bank.

Sementara sisa 20 persen bakal dipakai untuk pelunasan dan instalasi mesin, 6 persen untuk penyelesaian gedung produksi baru, dan sisanya untuk modal kerja.

Pada Mei 2018, perseroan berhasil meningkatkan penjualan sebesar 17,83 persen menjadi Rp 99,97 miliar. Itu disebabkan adanya peningkatan volume penjualan sebesar 10,12 persen.

Di saat bersamaan, CAKK menerbitkan sebanyak 75 juta waran seri I yang dapat dikonversi menjadi saham baru yang dikeluarkan dari portepel. Adapun harga pelaksanaan waran sebesar Rp 188.

Tercatat di BEI, Saham Yelooo Naik 48,94 Persen

Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

PT Yelooo Integra Datanet Tbk (Passpod) menjadi saham ke-46 yang melantai tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/10/2018).

Perusahaan berhasil menjadi startup pertama dari inkubator IDX yang menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO).

"IPO adalah langkah yang strategis untuk perseroan, khususnya sebagai startup teknologi, bahwa kami ingin punya alternatif pendanaan untuk menjadi besar," ucap CEO Passpod Hiro Whardana.

Ia pun mengaku senang melihat banyak investor muda yang turut menanamkan modalnya. Passpod melepas 130 juta saham atau 34,21 persen dari modal ditempatkan. Harga saham per lembar ditawarkan seharga Rp 375. Pada pembukaan dagang, harga saham naik 48,94 persen ke angka Rp 560 per lembar. 

Startup penyewaan wifi dan modem ini mengincar dana sebesar Rp 48,88 miliar. Mayoritas dana yang terkumpul dari IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis, reseach dan development, yakni 70 persen.  

"Kita mulai mengembangkan fitur baru. Yang sudah pasti ada penyewaan modem, kemudian ada itinerary builder. Tujuan dari seluruh ekosistem Passpod yaitu ingin melayani segmen pasar yang khusus, yaitu traveler selama berada dalam perjalanan," ujar Hiro.

Passpod juga telah megeksplorasi kemungkinan ekspansi sejumlah negara di Asia Tenggara dan Timur. Negara-negara tersebut yaitu, Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Korea Selatan.

Pihak BEI menyambut positif melantainya Passpod. "Kami berharap dengan tercatatnya Yelooo menjadikan tambahan pilihan investasi bagi investtor yang ada di pasar modal," ujar Direktur Kepatuhan dan Pengawasan Transaksi BEI  Kristian Manullang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya