Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan kereta Bandara Solo, Jawa Tengah, dapat selesai pada pertengahan 2019.‎ Keyakinan tersebut berdasarkan kemajuan proyek yang sedang dikerjakan.
Kemajuan pembangunan Kereta Api (KA) Bandara Solo hingga saat ini mencapai 30 persen. Dia pun yakin pada pertengahan tahun depan moda transportasi masal ini telah rampung pembangunanya.
"Kereta Bandara sekarang ini kira-kira sudah 30 persen, jadi pertengahan tahun depan Insya Allah selesai," kata Budi, di Jakarta, Minggu (11/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, Stasiun Kereta Api Bandara Adi Soemarmo sudah selesai dibangun dan hanya tinggal menyelesaikan pembangunan rel. Diharapkan, seluruh pembangunan kereta api bandara ini akan selesai pada bulan April atau Mei 2019.
"Kita lihat, stasiun bandara ini sudah selesai dibangun. Kita tinggal menyelesaikan pekerjaan rel. Kita harapkan bulan 4 atau bulan 5 ini tahun mendatang selesai," tutur dia.
Budi mengungkapkan, jalur kereta api bandara akan dibangun dengan single track. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan, kedepannya akan dibuat jalur ganda atau double track jika kepadatan bertambah dan dirasa diperlukan.
"Kereta Bandara ini single track. Karena kepadatannya tidak tinggi, jadi kalau pun nanti akan ada double track ditengah-tengah saja kita bikin, nanti persilangan," tutur Budi.
Kereta api bandara memiliki jalur sepanjang 13 km, dengan 3 km jalur yang sudah ada (existing) ditambah dengan 10 km pembuatan jalur baru. Rencananya, kereta api bandara akan beroperasi dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Bandara Adi Soemarmo dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit.
Jokowi: MRT Jakarta Harus Terintegrasi dengan Transportasi Lain
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti kepada Gubernur DKI Jakarya Anies Baswedan untuk mengontegrasikan semua moda transportasi di Jakarta dengan Mass Rapid Transit (MRT).
Hal ini disampaikannya usai menjajal langsung MRT Jakarta dari Stasiun Hotel Indonesia (HI) hingga ke Depo MRT Lebak Bulus pada Selasa pagi ini.
"Ini memang harus terintegrasi antara MRT, LRT, Kereta Bandara, Transjakarta, Kopaja, Angkot, semua terintegrasi. Kalau itu terintegrasi akan kurangi kemacetan dan kurangi penggunaan mobil pribadi di Jabodetabek," kata Jokowi di Depo MRT Lebak Bulus, Selasa (6/11/2018).
Baca Juga
Tidak cukup dengan itu, masih sejalan dengan mengurangi kemacetan DKI Jakarta, saat yang bersamaan pemrov harus melaksanakan penerapan Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta.
Dengan semakin efektifnya moda transportasi masal yang terintegrasi ini, dikatakan Jokowi, juga akan meningkatkan ekonomi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Untuk itu, dirinya ingin proyek MRT Jakarta ini bisa menjadi contoh daerah lainnya dalam pengembangan moda transportasi masal. Dia juga berpesan kepada seluruh pemerintah daerah untuk tidak takut dalam mengambil keputusan.
Bahkan, Jokowi siap mendukung seluruh pemerintah daerah dalam pengembangan moda transportasi massal seperti LRT, Monorel atau MRT tersebut.
"MRT pertama, LRT pertama, Kereta cepat juga pertama. Kalau kita tidak putuskan kita tidak tahu ada masalah apa disitu ada kendala apa disitu. Memang ini harus berani memulai, sepetti di Jakarta mulai, Palembang juga mulai, nanti menyusul Bandung, Surabaya, Medan mulai, saya kira transportasi masal adalah masa depan transportasi kita," pungkas Jokowi.
Tonton Video Ini:
Advertisement