Harga Telur Ayam di Pasar Tradisional Stabil, tapi Omzet Penjual Turun

Untuk harga telur puyuh dijual Rp 30 ribu per kg dan per butirnya Rp 400.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Nov 2018, 14:56 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2018, 14:56 WIB
Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual menunjukkan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Harga telur di Pasar Grogol, Jakarta Barat, terpantau stabil. Akan tetapi, pedagang di sana mengaku terjadi penurunan penjualan.

"Omzet ada penurunan, agak sepi dagangan, tetapi enggak banyak, ada penurunan dikit," ucap Yuyun (42) kepada Liputan6.com, Senin (12/11/2018).

Di tempatnya, Yuyun menjual telur seharga Rp 22 ribu per kg. Harga itu masih terbilang normal, meski naik seribu rupiah dari minggu sebelumnya.

Untuk harga telur puyuh dijual Rp 30 ribu per kg dan per butirnya Rp 400. Telur pecah Rp 19 ribu, dan telur bebek dijual Rp 2.500 per butir, sementara ayam telur kampung merah seharga Rp 2.300 per butir.

Penjual lain, Djoko (40), juga menyebut harga telur minggu ini stabil, yakni Rp 22 ribu per kg. Ayam kampung dijual Rp 1.800 per butir untuk jenis biasa, sementara yang merah Rp 2.200 per butirnya. Untuk telur bebek dan puyuh masing-masing dijual Rp 2.500 dan Rp 500.

Meski harga terbilang normal, Djoko menyebut terdapat penurunan penjualan. Ia berkata dalam dua bulan terakhir terjadi penurunan sampai 30 persen.

Pembeli sendiri mengaku puas dengan normalisasi harga telur yang Rp 22 ribu. Seperti diungkapkan Winda (30) seorang penjual chinese food. "Ini sudah stabil harga segitu. Kan, pernah sampai Rp 27 ribu," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mendag: Harga Telur dan Ayam Berpotensi Naik di Akhir Tahun

Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual merapikan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, harga telur dan ayam berpotensi naik pada akhir tahun ini. Ini seiring tingginya permintaan warga menjelang Natal dan Tahun Baru.

Ini diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita."Telur dan ayam ada potensi kenaikan harga," kata dia di Batam, seperti mengutip Antara, Minggu (11/11/2018). 

Ia mengatakan saat menjelang Natal dan Tahun Baru, kebutuhan masyarakat akan telur meningkat, sedangkan pasokannya relatif mengkhawatirkan.

"Supply-nya, saya khawatir berkurang, mudah-mudahan tidak, maka akan jadi persoalan," kata dia.

Dia pun meminta seluruh kepala dinas perdagangan untuk terus mengawasi kenaikan harga komoditas itu.

Menteri menjabarkan, pemerintah sebenarnya sudah menerapkan strategi untuk menekan kenaikan harga telur. Ini sejak komoditas itu mengalami penurunan harga beberapa waktu lalu.

"Saat harga telur turun, kami justru menaikkan harga batas bawah dan meminta pedagang retail modern membeli harga lebih tinggi sehingga para peternak tidak mengalami kerugian," kata dia.

Bila harga telur dibiarkan melemah, maka ia khawatir peternak memilih afkir dini, memotong ayam petelur. Pada akhirnya, pasokan telur berkurang dan harga akan meningkat lebih tinggi.

"Kami meminta tolong koordinasi dengan pasar, membeli jangan terlalu rendah," kata dia.

Selain telur dan ayam, harga cabai merah dan cabai keriting juga berpotensi naik, dipengaruhi keterbatasan pasokan karena sudah memasuki musim hujan.

Sementara itu, secara keseluruhan menurut Mendag, harga komoditas pangan relatif stabil, tidak terlalu mempengaruhi inflasi. "Kontribusi volatile food tidak tinggi pada inflasi," kata dia.

Pasokan beras relatif mencukupi, demikian pula minyak goreng, daging, bawang putih dan bawang merah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya