Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas pangan terpantau naik tipis pada awal pekan ini. Komoditas yang mengalami kenaikan cukup besar adalah wortel.
Harga cabai masih tergolong sama dari minggu-minggu sebelumnya, meski ada pedagang yang menjual dengan harga relatif tinggi.
Salah satu pedagang, Agus, (34), menjual cabai dengan harga di bawah Rp 30 ribu. Di tempatnya, cabai merah keriting dijual Rp 26 ribu per kg, rawit merah dan hijau seharga Rp 22 ribu per kg.
Advertisement
Baca Juga
"Naiknya sedikit-sedikit, tidak signifikan," jelasnya. Lebih lanjut, bawang merah dijual naik Rp 25 ribu, dari sebelumnya di kisaran Rp 18 ribu, sementara bawang putih masih dijual Rp 18 ribu per kg dan yang kating Rp 22 ribu per kg.
Untuk sayuran, wortel sedang naik dan dijual kisaran Rp 16 ribu per kg. Agus menyebut faktor pergantian musim menyebabkan adanya gagal panen sehingga harga naik.
Pedagang lain, Murdi, (54), menjual cabai dengan harga berbeda. "Harga cabai rawit keriting biasa saja, sekilo Rp 50 ribu, naik banyak, kemarin Rp 40 ribu. Cabai rawit merah Rp 40 ribu per kg, cabai rawit hijau murah Rp 35 ribu per kg, cabai rawit merah besar Rp 45 ribu/kg," jelasnya.
Bawang merah per kilo dijelaskan Murdi naik menjadi Rp 32 ribu setelah sebelumnya Rp 30 ribu. Untuk bawang putih bulat seharga Rp 25 ribu per kg dan yang kating Rp 30 ribu per kg. Murdi berkata harga memang tidak menentu dan naik-turun.
Pada harga sayuran, harga wortel juga naik di tempat Murdi."Wortel Rp 25 ribu per kg yang impor, ada yang Rp 16 ribu per lg yang lokal, harga naik minggu lalu Rp 14 ribu. Tomat Rp 13 ribu per kg, lagi turun, biasanya Rp 15 ribu per kg. Timun yang besar Rp 10 ribu per kg, yang kecil Rp 14 ribu," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kementan Pastikan Pasokan Cabai Aman Saat Natal dan Tahun Baru
Kementerian Pertanian (Kementan) gencar menstabilkan pasokan dan harga pangan strategis terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan.
Salah satu komoditas yang tidak pernah luput dari perhatian Menteri Pertanian (Mentan) adalah cabai. Kementerian di bawah komando Andi Amran Sulaiman ini serius mengawal produksi cabai agar tidak kecolongan saat Natal dan tahun baru 2019.
Strategi pengaturan tanam antar sentra produksi, Kementan terbukti mampu menjaga kestabilan pasokan cabai. Imbasnya, harga turut terkendali.
"Tercatat, pasokan dan harga cabai sejak Januari 2018 hingga saat ini relatif terkendali. Bahkan saat puasa dan lebaran tahun 2017 dan 2018 juga terbukti aman stabil. Keberhasilan itu harus dipertahankan dan tingkatkan. Petani Champion memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan rantai bisnis cabai ini," kata Kasubdit Aneka Cabai dan Sayuran Buah, Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian, Mardiyah Hayati dalam keterangan tertulis, Sabtu, 3 November 2018.
Pertemuan menghadirkan petani maju (champion) serta petugas pembina dari 24 dinas pertanian kabupaten/kota sentra produksi utama cabai di Indonesia.
Petani Champion adalah istilah untuk menyebut petani maju yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pertanian bersama Dinas Pertanian untuk menjadi lokomotif penggerak bagi petani lain di daerahnya. Champion menjadi aktor penting dalam mengkoordinasikan anggotanya mengatur pola tanam.
"Dengan konsolidasi champion cabai ini kita ingin pastikan pasokan dan cabai saat Natal dan tahun baru nanti benar-benar terjaga. Nyatanya, beberapa tahun tetakhir ini para champion tersebut sudah membuktikan diri mampu berkolaborasi dengan pemerintah bahu membahu menjaga pasokan dan harga cabai aman," ujar Mardiyah.Â
Mardiyah merilis, data potensi produksi cabai rawit pada November 2018 mencapai 12 ribu ton, dan Desember sebesar 8 ribu ton.
Sementara untuk cabai besar potensi produksi November 2018 mencapai 10 ribu ton dan Desember sebesar 11 ribu ton. Panen cabai periode November-Desember tersebar di 29 Kabupaten mulai ujung timur Nusa Tenggara, Pulau Jawa hingga Sumatera bagian selatan.Â
Â
Advertisement