Pengusaha Berharap Rupiah Stabil di 13 Ribu per Dolar AS

Selama ini nilai tukar rupiah terus mengalami ketidakstabilan. Hal ini dinilai sebagai dampak dari kondisi global dan kebijakan Presiden AS Donald Trump.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Jan 2019, 17:44 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2019, 17:44 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha menyambut baik nilai tukar rupiah yang menguat ke level 14.090 per Dolar Amerika Serikat (AS). Namun diharapkan kurs rupiah bisa lebih stabil di angka 13 ribu per Dolar AS pada tahun ini.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, selama ini nilai tukar rupiah terus mengalami ketidakstabilan. Hal ini dinilai sebagai dampak dari kondisi global dan kebijakan Presiden AS Donald Trump.

"Jadi sebenarnya yang kita lihat ini volatilitas ya. Ini memang naik turun, ketidakpastian ini akan terus terjadi, karena kita enggak tahu posisi dari pada Trump ini seperti apa, policy-nya tidak stabil. Jadi dengan isu perang dagang, ketidakpastian global yang terjadi, tentu saja membuat exchange tidak bisa stabil," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (7/1/2019).

Penguatan rupiah yang terjadi hari ini diharapkan pengusaha bisa terus berlanjut. Setidaknya, rupiah bisa stabil di level Rp 13 ribu per Dolar AS.

"Kalau kita bisa stabil di Rp 13 ribu saja ya, di angka itu. Sebenarnya buat kita itu yang masalah naik turunnya, karena kalau tidak stabil sangat merugikan. Karena kita banyak ekspor dan impor. Yang penting kita bisa remain stabil," jelas dia.

Sementara untuk menekan ketergantungan terhadap Dolar AS, para pengusaha kini mulai menggunakan mata uang lain dalam melakukan transaksi bilateral. Salah satunya dengan Yuan ketika berhubungan dagang dengan China.

‎"Sekarang kita melihat, kita enggak mau tergantung hanya dari segi mata uang dolar. Jadi sudah mulai menggunakan mata uang asing seperti Yuan. Sekarang Yuan sudah di-recognized, jadi bagaimana caranya bahwa perdagangan bisa menggunakan mata uang selain dolar. Saya rasa ini akan mulai di-explore. Saat ini ketergantungan kita kan sangat besar. Sementara di AS, The Fed masih bisa naik, dan kalau itu terus naik, pastinya akan ada dampaknya," tandas dia.

Menko Darmin: Rupiah Masih Berpeluang Menguat terhadap Dolar AS

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan penguatan dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin sore (7/1/2019), rupiah ditutup menguat pada level 14.082 per USD, dibandingkan pembukaan perdagangan pada posisi Rp 14.122 per USD.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, mata uang Garuda masih berpeluang untuk menguat terhadap USD. Namun, penguatan tidak akan terjadi secara otomatis.

"Masih. (Masih bisa lanjut menguat) Ya iya. Tapi tidak otomatis," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin pekan ini.

Darmin mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terus dibayang-bayangi oleh berbagai kondisi global. Meski demikian, saat ini arah untuk penguatan masih terus berlanjut. 

 "Dunia ini gonjang-ganjing juga kadang, begini kadang begitu. Tapi arahnya masih menguat. Jadi, masih," ujar Darmin.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya