Perang Dagang AS-China Cair, Bikin Rupiah Lebih Stabil di 2019

Menurunnya tensi ketegangan mulai terlihat dengan digelarnya perundingan soal perang dagang yang pada tahun lalu gencar dilakukan antara AS dan China.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jan 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2019, 11:00 WIB
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo saat memberi keterangan pers mengenai kenaikan suku bunga acuan di Jakarta, Kamis (15/11). Perry menyebutkan, keputusan tersebut untuk menyikapi kondisi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta Tensi ketegangan perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China diperkirakan akan menurun pada 2019. Hal tersebut bakal berdampak baik bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
 
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, turunnya tensi ketegangan mulai terlihat dengan digelarnya perundingan soal perang dagang yang pada tahun lalu gencar dilakukan antara AS dan China. 
 
 
"Yang perlu kita cermati sekarang justru bagaimana kelanjutan positif dari perundingan perdagangan antara AS dan China. Kan semakin hari semakin ada tanda titik temu untuk mencari kesepakatan-kesepakatan," ujar dia di Jakarta, Kamis (3/1/2019). 
 
Dengan cairnya ketegangan tersebut, lanjut Perry, diharapkan bisa menurunkan potensi ketidakpastian global yang selama ini terjadi. Selain itu, ekonomi dunia di 2019 ini tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
 
"Kalau ini terjadi, tentu dampak negatif yang selama ini diperkirakan baik kepada AS maupun China tidak seburuk (selama ini). Kan ketegangan AS dan China akan memberikan dampak yang negatif terhadap kedua ekonomi. Ekonomi ASdan China akan lebih rendah kalau ketegangan terus terjadi. Dan itu tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi global. Tapi berita positif ada tanda-tanda perundingan perdagangan. Moga-moga itu tidak memperburuk situasi dan keuangan global," jelas dia.
 
Sementara bagi Indonesia, kata Perry, mencairnya ketegangan antara AS dan China akan membuat nilai tukar rupiah lebih stabil. Meski bayang-bayang ketidakpastian ekonomi dunia masih akan ada di 2019 ini. ‎
 
"Berbagai kondisi di eksternal ini kenapa kami melihat rupiah akan lebih stabil dan lebih cenderung menguat karena ketidakpastian ekonomi dan keuangan global di 2018 memang masih berlanjut di 2019, tetapi tidak setinggi di 2018 dan akhirnya akan memberikan faktor positif bagi nilai tukar ke depan," tandas dia.

Donald Trump: Ada Kemajuan Upaya Penyelesaian Perang Dagang AS - China

Donald Trump
Donald Trump telah mengancam penutupan sangat lama terhadap pemerintah AS apabila pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan tidak direstui. (AP File)

Masing-masing pemimpin Amerika Serikat (AS) dan China menyatakan ada kemajuan di antara komunikasi kedua negara pada Sabtu 29 Desember, setelah pembicaraan telepon tentang upaya penyelesaian perang dagang yang mengguncang pasar global.

"(Kami) Baru saja melakukan pembicaraan yang panjang dan sangat baik dengan Presiden Xi dari China," kicau Presiden AS Donald Trump di Twiiter.

"Kesepakatan berjalan dengan sangat baik. Jika dibuat, itu akan sangat komprehensif, mencakup semua subjek, area, dan titik perselisihan. Kemajuan besar sedang dibuat," lanjut Trump, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Senin (31/12/2018).

Washington dan Beijing saling memberlakukan tarif senilai lebih dari US$ 300 miliar (setara Rp 4.395 triliun) dalam total perdagangan dua arah awal tahun ini. Hal tersebut mengunci konflik yang berdampak pada menurunnya keuntungan, yang mengancam keseimbangan pasar global.

Di lain pihak, Xi Jinping mengatakan bahwa pemimpin kedua negara menginginkan "kemajuan yang stabil" dalam hubungan mereka, lapor kantor berita Xinhua.

"Saya berharap kedua pihak akan bertemu di tengah jalan, bekerja keras, dan berusaha untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi dunia secepat mungkin," kata Xi.

Juru bicara kementerian luar negeri China, Lu Kang, mengatakan bahwa hubungan Sino-AS sekarang "berdiri pada titik awal baru yang bersejarah", dan bahwa kedua belah pihak harus menghormati kedaulatan masing-masing, kepentingan keamanan dan pembangunan secara tepat.

Sementara para investor masih mengkhawatirkan perang dagang tersebut, hubungan kedua pemimpin negara mulai mencair setelah Xi Jinping dan Donald Trump menyetujui gencatan senjata perdagangan 90 hari pada awal Desember, dan berkomitmen untuk meredakan ketegangan pada 1 Maret mendatang.

Kantor berita Xinhua mengutip pernyataan Xi yang mengatakan bahwa China dan AS sedang berupaya menerapkan ketentuan-ketentuan gencatan perang dagang itu.

"China sangat mementingkan pengembangan hubungan bilateral dan menghargai kesediaan pihak AS untuk mengembangkan jalinan kerja sama yang kooperatif dan konstruktif," kata Xi, menurut Xinhua.

Perang dagang AS-Cina telah menjadi salah satu faktor yang menekan AS dan pasar global pada Desember ini, di samping kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan, penutupan sebagian pemerintah AS, suku bunga federal AS yang lebih tinggi, dan kritik Donald Trump terhadap bank sentral.

Tonton Video Ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya