Neraca Perdagangan Indonesia Sepanjang 2018 Defisit USD 8,57 Miliar

BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sebesar USD 1,10 miliar pada Desember 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2019, 11:40 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 11:40 WIB
20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sebesar USD 1,10 miliar pada Desember 2018. Dengan demikian sepanjang 2018 Indonesia defisit sebesar USD 8,57 miliar.

"Neraca perdagangan pada bulan Desember 2018 defisit 1,10 miliar, ini lebih kecil dari November USD 2,05 miliar. Masih defisit tapi mengecil," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Defisit neraca perdagangan pada Desember 2018 disumbang oleh impor sebesar USD USD 15,28 miliar. Angka ini turun sekitar 9,60 persen jika dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya.

"Impor Desember 2018 sebesar USD 15,28 miliar, kalau dibandingkan dengan nilai impor November 2018 itu turun sebesar 9,60 persen. Ini disebabkan impor migas turun tajam 31,45 persen sementara impor nonmigas turun 5,14 persen," jelasnya.

Selain impor, defisit neraca perdagangan juga dipengaruhi oleh nilai ekspor Indonesia pada Desember 2018. Di mana ekspor bulan Desember mengalami penurunan cukup besar sebesar 4,89 persen menjadi USD 14,18 miliar jika dibandingkan dengan November 2018.

"Ekspor pada Desember 2018, sebesar 14,18 miliar turun 4,89 persen dibandingkan November 2018," pungkas Suhariyanto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi

Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebut bahwa neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 masih akan mengalami defisit. 

"Neraca perdagangan kita tunggu saja, Kalau masih defisit, defisit. Tapi yang penting trennya yang menurun ya," kata Dody saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, pada Jumat 11 Januari 2019.

Dody mengatakan, sepanjang 2018 tekanan dari sisi impor masih cukup tinggi. Sehingga tidak menutup kemungkinan neraca perdagangan Indonesia 2018 akan kembali mengalami defisit.

"(Kita lihat) penyebabnya apakah kenaikan yang tajam dari ekspor atau kenaikan yang tajam dari impor tentunya tren kita lihat dan kita melihat juga impor barang modal yang terkait investasi mendorong impor tinggi, tapi trennya ke arah penurunan," katanya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya