Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Persero) mengapresiasi pihak Kepolisian atas keberhasilannya menangkap oknum pengoplosan [Elpiji](https://www.liputan6.com/news/read/3876798/foto-polisi-bongkar-praktik-lpg-oplosan-di-cipayung?source=search&page=1 "") bersubsidi 3 kilogram (kg) di beberapa tempat di area DKI Jakarta. Masyarakat pun diimbau menggunakan Elpiji 3kg sesuai peruntukannya, yakni bagi masyarakat miskin.
Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III Dewi Sri Utami menegaskan, Elpiji 3kg merupakan produk subsidi dari pemerintah untuk masyarakat miskin dan usaha kecil. Namun kerap dimanfaatkan oknum dengan mengoplos. Tindakan tersebut melanggar pidana karena merugikan masyarakat dan negara.
“Adanya praktik pengoplosan semacam ini menimbulkan kerugian bagi masyarakat serta subsidi negara yang menjadi tidak tepat sasaran," kata Dewi, di Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Tindakan pengoplosan berbahaya bagi pelaku dan pengguna [Elpiji](https://www.liputan6.com/news/read/3876798/foto-polisi-bongkar-praktik-lpg-oplosan-di-cipayung?source=search&page=1 "") oplosan, karena proses pengisian dilakukan tidak sesuai standar pengisian Pertamina. Pertamina pun menghimbau masyarakat, melaporkan ke aparat kepolisian, jika mencurigai adanya tindak kejahatan pengoplosan Elpiji 3kg.
Aparat kepolisian merupakan institusi yang ditunjuk sebagai anggota tim koordinasi Elpiji 3 kg, tentang pembinaan dan pengawasan pendistribusian tertutup Elpiji tertentu di daerah, sesuai Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri ESDM Nomor 17 dan 5 tahun 2011.
"Pertamina mengapresiasi langkah kepolisian terutama Polda Metro Jaya, yang berhasil menindak oknum pengoplosan Elpiji bersubsidi,” tanda.
Menurut Dewi, Pertamina telah memasok [Elpiji](https://www.liputan6.com/news/read/3876798/foto-polisi-bongkar-praktik-lpg-oplosan-di-cipayung?source=search&page=1 "") 3 kg bersubsidi sesuai kuota yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk memastikan pasokan tepat sasaran dan memberantas pengoplosan perlu dilakukan pengawasan berkelanjutan oleh pemangku kepentingan terkait.
“Pertamina mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk turut mengawal penyaluran distribusi LPG 3 kg, dengan memberikan laporan apabila ditemukan tindak kecurangan di lapangan disertai dengan bukti, ke Pertamina Contact Center 1 500 000,” pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
150.318 Paket Perdana Elpiji 3 Kg Dibagikan di Pulau Nias
Sebelumnya, sebanyak 150.318 paket perdana Elpiji 3 kilo gram (kg) dibagikan kepada masyarakat Pulau Nias, Sumatera Utara. Hal tersebut merupakan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji.
Pelaksana Tugas Direktur Pengusahaan Hilir Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih mengatakan, sebanyak 150.318 paket perdana Elpiji 3 kg yang dibagikan, meliputi dua tabung Elpiji 3 kg dan kompor.
BACA JUGA
"Distribusi paket perdanan Elpiji 3 kg 150.318 peket pada 2018," kata Soerjaningsih, saat menghadiri pembagian paket perdana Elpiji 3 kg, Distrik Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, Kamis (6/12/2018).
Soerjaningsih mengungkapkan, dengan dibagikannya 150.318 paket perdana Elpiji 3 kg dapat mengurangi konsumsi minyak tanah 40.500 kl minyak tanah per tahun atau setara Rp 110 miliar. Paket tersebut dibagikan ke rumah tangga dan usaha kecil.
"Selain penghematan Elpiji 3 kg ini, emisi lebih rendah dibanding minyak tanah, sebelum dibagikan temen Ditjen Migas meakukan sosiaisiais penggunaan," tuturnya.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, konversi minyak tanah ke Elpiji 3 kg dilakukan oleh Pertamina melalui mitra PT Kogas Driyap Konsultan.
Melalui pemberian paket perdana ini, masyarakat akan lebih hemat karena setiap satu liter minyak tanah setara dengan penggunaan 0,5 kg Elpiji.
“Elpiji juga merupakan energi bersih, memiliki emisi Karbon yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan Minyak Tanah sebagai bahan bakar,” ujarnya.
Secara nasional, Pertamina telah menjalankan program konversi mitan ke Elpiji sejak tahun 2007. Sejak saat itu hingga 3 Desember, tercatat pendistribusian paket perdana sudah mencapai 57,29 juta paket.
Estimasi potensi nilai penghematan Pemerintah dari awal berjalannya program ini hingga tahun 2018 diperkirakan mencapai lebih dari Rp 250 triliun.
Advertisement