Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi-JK tengah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyambut bonus demografi pada 2030.
Tingginya populasi produktif tersebut dapat memberikan efek positif terhadap daya saing bangsa.
Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Gellwynn Daniel Hamzah mengatakan, dalam memanfaatkan bonus demografi pemerintah secara serius tengah melakukan strategi dalam meningkatkan kualitas SDM.
Advertisement
Salah satunya melalui program vokasi yang terus digenjot disetiap lingkungan kementerian masing-masing.
Baca Juga
"Dalam periode tersebut jumlah angkatan kerja produktif akan tersedia secara maksimal. Dengan demikian, ini dapat menjadi modal utama dalam mendorong perekonomian Indonesia," kata Gellwynn dalam forum konsultasi publik, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Gellwynn mengatakan, dalam mendorong program vokasi, pendekatan secara menyeluruh dilakukan mulai dengan cara menigkatkan sarana dan prasarana. Di samping itu, juga menjalin kerja sama dengan mitra dunia usaha.Â
"Di sisi lain pengembangan imtak dan inovasi juga terus dilakukan untuk memperisapakan SDM indonesia untuk hadapi industri 4.0. Pemerintah berkomitmen untuk lebih berkontribusi pada pengembangan imtak antara lain dengan keterlibatan SDM dan infrastruktur imtek serta peningkatan anggaran," tutur dia.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
Pentingnya Pemberdayaan Kaum Muda
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menegaskan pentingnya pemberdayaan kaum muda guna memanfaatkan bonus demografi.
Dia menjelaskan, jika belajar dari pengalaman negara tetangga, maka, beberapa negara yang muncul sebagai kekuatan ekonomi dunia, mencapai puncak perkembangan perekonomian dengan memanfaatkan bonus demografi.
"Negara yang kita kenal sebagai negara maju, Jepang, Korea, China mencapai puncak kemajuan, ketika mereka sedang berada di fase bonus demografi. Wajar. Seharusnya kita jadi orang kaya saat kita sedang produktif," kata dia, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta beberapa waktu lalu.
Jika bonus demografi tidak dimanfaatkan dengan baik, maka momentum untuk mendorong perekonomian bakal sulit didapatkan lagi.
Dia mengambil Jepang sebagai contoh perkembangan ekonomi negara setelah era bonus demografi atau yang sudah berada di aging population.
"Ketika sudah lewat bonus demografi, maka ekonomi mulai stagnan. Pertumbuhan ekonomi Jepang antara 0 dan 1 persen. Gubernur bank sentral Jepang untuk dapat inflasi saja syukur. Karena mereka aging population. Demand jadi tidak sebaik dulu," kata dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Â
Advertisement