Bonus Demografi Bisa Antar Indonesia Jadi Negara Maju

Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak dari bonus demografi di 2040.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2019, 19:37 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 19:37 WIB
UNESCO Global Geopark untuk Indonesia
Menteri PPN / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan sambutan pada acara Pemberian Sertifikat dari UNESCO Global Geopark di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Kamis (12/07). (Liputan6.com/HO/Bappenas)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara maju dengan adanya bonus demografi. Dimana tenaga kerja usia muda dan produktif jumlahnya mendominasi dari total penduduk secara keseluruhan.

Dia menjelaskan, potensi Indonesia menjadi negara maju akan semakin besar didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan stabil. Selain itu usia muda yang produktif dipastikan akan menjadi mayarakat kelas menengah ke atas.

"Karena bagaimanapun kalau ada kelompok menengah yang besar, berarti laju pertumbuhan konsumsi yang mendominasi perekonomian ini juga akan relatif stabil dan relatif tinggi," kata Menteri Bambang di kantornya, Selasa (29/1/2019).

Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak dari bonus demografi di 2040. Dengan kata lain, di tahun tersebut Indonesia sudah memasuki population ageing serta menjadi kerangka kependudukan dan pembangunan menempatkan penduduk sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi (engine of growth).

Kendati demikian, dia menyatakan bonus demografi sudah dirasakan oleh Indonesia sejak tahun 2010. Sehingga persiapan harus dilakukan dari sekarang agar bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.

"Di sini lah kita harus bisa memanfaatkan struktur penduduk yang sangat besar di kelompok penduduk usia muda," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kendala

UNESCO Global Geopark untuk Indonesia
Menteri PPN / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meninjau pameran pada acara Pemberian Sertifikat dari UNESCO Global Geopark di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Kamis (12/07). (Liputan6.com/HO/Bappenas)

Pada saat yang sama, Indonesia juga harus menghadapi beberapa kendala yang harus segera diselesaikan, yaitu mengenai kualitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Karena kelompok usia muda ini adalah kelompok usia produktif, maka mau tidak mau akan terkait langsung dengan lapangan kerja.

"Punya kelompok penduduk muda yang produktif maka satu hal yang harus diindahkan adalah jangan sampai terjadi yang namanya Youth Unemployment atau pengangguran usia muda. Karena ketika mereka adalah penduduk yang terbesar kelompoknya kemudian terjadi pengangguran, maka memanfaatkan bonus demografi tersebut akan sulit," ujarnya.

Dia mengungkapkan, diperkirakan pada periode 2020-2024 akan ada sekitar 174 sampai 180 juta penduduk usia produktif yang siap untuk menggerakkan ekonomi Indonesia. Di tahun 2030, jumlah tersebut akan meningkat hingga mencapai 200 juta orang.

"Inilah yang kemudian harus kita dorong menjadi kelompok menengah, syukur-syukur tentunya lebih dari itu. Dengan basis kelompok menengah yang besar, maka potensi Indonesia menjadi negara maju makin besar," ujarnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya