Liputan6.com, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Tujuan dari kunjungan ini yaitu guna melakukan pembicaraan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi ini, di mana Putra Mahkota kerajaan Arab tersebut akan membahas penguatan hubungan ekonomi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Juru Bicaca Wakil Presiden RI Hussain Abdullah mengatakan, kunjungan ini merupakan bagian dari tur Asia yang dilakukan Mohammed Bin Salman. Rencananya dia akan mengumumkan investasi di bidang energi dan infrastruktur di India dan Pakistan untuk menghentikan ketergantungan negaranya dengan ekspor minyak.
"Selain ke Indonesia, Putra Mahkota Arab Saudi ini juga akan mengunjungi India dan Cina," jelas dia pada Sabtu (16/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi penting mengingat keduanya saling bergantung untuk keperluan ekonomi dan perdagangan, khususnya dalam bidang minyak dan sumber daya manusia. Kedua negara ini juga merupakan negara mayoritas Islam, di mana Indonesia memiliki populasi Islam terbesar di dunia.
Dengan visi 2030, Mohammed Bin Salman berencana mendorong sektor teknologi, mengubah kurikulum edukasi, meningkatkan partisipasi perempuan di ketenagakerjaan, meningkatkan penghasilan non-minyak menjadi USD 160 miliar sebelum 2020, dan berinvestasi dalam sektor penting lainya seperti budaya, kesenian, dan entertainment, yang akan menghasilkan pekerjaan untuk kaum muda negaranya.
Dia telah mengumumkan rencana sebesar USD 500 miliar untuk membuat zona bisnis dan industrial sepanjang perbatasanya dengan Jordania dan Mesir. Zona seluas 26.500 km persegi yang dikenal sebagai NEOM ini akan fokus pada industri seperti energi dan air, bioteknologi makanan, manufaktur lanjutan dan entertainment, serta hanya menggunakan tenaga angin dan solar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sangat Vokal
Putra Mahkota berumur 32 tahun ini sangat vokal dan merupakan advokat yang giat untuk hak perempuan di kerajaannya, mengurangi batasan yang harus diikuti oleh perempuan seperti pergerakan, cara berpakaian, dan akses untuk bekerja.
Mohammed Bin Salman juga mendirikan yayasan MiSK sebuah lembaga swadawa masyarakat (LSM) yang bekerja untuk membudayakan belajar dan kepemimpinan diantara kaum muda Arab Saudi dan mengembangkan startup dengan berbagai program inkubasi bisnis.
Advertisement