Pasokan Gas PGN Terganggu, Listrik Kepulauan Riau Sempat Terancam Padam

Mendapat pasokan gas dari tempat lain, PLTG beroperasi normal sehingga pemadaman listrik yang direncanakan bisa dihindari.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Feb 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2019, 20:45 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Ilustrasi sutet listrik.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) sempat merencanakan pemadaman listrik, akibat gangguan pasokan gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dari Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips.

‎Assistant Manager Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Fendi Nusantoro mengatakan, pasokan gas dari PGN ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sempat akan terhenti. Akibatnya, PLN merencanakan memadamkan listrik di Kepulauan Riau, khususnya di Tanjung Pinang.

"Kalau pasokan gas terganggu akan pemadaman, seperti rencana awal," kata Fendi, kepada wartawan, di Jakarta, Senin (25/2/2019).

Namun, rencana tersebut berhasil dibatalkan, setelah pemerintah mengalihkan pasokan gas dari tempat lain ke Batam, untuk ‎menjaga agar pembangkit listrik tetap beroperasi dan pasokan listrik tetap optimal.

"Tapi alhamadulillah terpenuhi. Pemerintah tidak menginginkan pasokan gas terhambat. Setelah PLN Pemerintah Kepri melakukan komunikasi kementerian disambut baik dibantu pasokan gas dari tempat lain," papar dia. 

Fendi menuturkan, setelah mendapat pasokan gas dari tempat lain, PLTG beroperasi normal sehingga pemadaman listrik yang direncanakan bisa dihindari.

"Untuk Tanjung Pinang tidak ada gangguan,terkait  rencana pemadaman akibat terganggunya pasokan gas, sudah diatasi pemerintah," ujar dia.

 

Ada Gangguan, Pasokan Gas dari Sumur Corridor Tetap Lancar ke Batam

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, gangguan pasokan gas bumi dari sumur gas Blok Corridor, tidak berpengaruh ke sektor industri dan kelistrikan dalam negeri.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), Wisnu Prabawa Taher mengatakan,‎ gangguan pasokan gas bumi dari sumur yang dikelola ConocoPhillips tersebut diakibatkan ada perawatan fasilitas penyalur yang dilaksanakan mulai 23 Februari 2019-28 Februari 2019.

"Trigger dari shut down ini antara lain Suban Compression Project Activities untuk menjaga kehandalan pasokan gas dan perbaikan USM Valve Replacement," kata Wisnu, kepada wartawan, di Jakarta, Senin 25 Februari 2019.

‎Wisnu menuturkan, rencana perbaikan ini telah dikoordinasikan ConocoPhillips  kepada para pembelinya sejak Oktober 2018. Dengan kondisi tersebut ConocoPhillips telah mengalokasikan gas berdasarkan sumber gas dan kontrak eksisting.

Wisnu menuturkan, gas yang disalurkan melalui PT Perusahaan Gas Negara (PGN) ke konsumennya yaitu industri dan pembangkit listrik di Batam tidak terganggu, meski ada perawatan pada fasilitas penyalur‎ gas.

Sebab, ConocoPhillips telah mengalihkan pasokan gas ke Singapura untuk memenuhi kebutuhan industri dan pembangkit listrik di Batam.

PGN dari kepemilikan alokasinya saat ini bisa memasok ke Batam sebesar 25 BBTUD. Jatah gas tersebut dibagi sebesar 14 BBTUD untuk PLN Batam dan 11 BBTUD untuk industri.

Untuk menambah pasokan gas ke Batam khususnya sektor kelistrikan Batam dan Bintan yang masih kekurangan gas sebesar 10-17 BBTUD, ConocoPhillips‎ menambah pasokan gas ke Batam dengan mengalihkan pasokan gas yang ke Singapura.

Sedangkan pasokan gas ke Singapura tetap dilakukan meski dijaga pada minimum kewajiban sekitar 170 BBTUD.

"Dengan skema alokasi gas tersebut kebutuhan PLN Batam dapat dipenuhi sehingga tidak terjadi pemadaman listrik di Batam," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya