Cegah Banjir Bandang, Kementerian PUPR Normalkan Aliran Sungai di Sentani

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melarang keras aksi pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging) di Gunung Cyclop.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Apr 2019, 13:15 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 13:15 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi Sentani, Papua, Senin (1/4/2019).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi Sentani, Papua, Senin (1/4/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melarang keras aksi pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging) di Gunung Cyclop. Langkah ini untuk mengantisipasi terjadinya banjir bandang dahsyat seperti yang menimpa kawasan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu.

Adapun banjir bandang tersebut disebutkannya merupakan musibah musiman tiap 5-6 tahunan yang kerap melanda wilayah Sentani dan sekitarnya.

Sebagai langkah awal, ia mengatakan, akan membuat dua langkah awal agar bencana musiman ini tak sampai menghantam pemukiman padat di kawasan hilir. Pertama, mengarahkan kembali air ke aliran sungai aslinya, kemudian membangun sabo dam untuk menahan material bawaan banjir.

"Lalu tanggul-tanggulnya kita bikin, kita lebarkan karena kalau melihat ini (nunjuk sungai) sudah menyempit. Sudah ada pemukiman, itu pasti juga harus diperbaiki," imbuh dia saat mengunjungi Sentani, Papua, Senin (1/4/2019).

Dia menjelaskan, pembangunan sabo dam beserta tanggul dan lainnya akan didahului dengan membuat desain awal yang diperkirakan selesai sekitar 1-2 bulan. Semetara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal mengurusi tata lingkungan yang rusak.

"Ini tidak mungkin terjadi kalau ekosistemnya tidak terganggu. Perbaikan ekosistem nanti dibawah koordinasi BNPB dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)," sebut dia.

Tak hanya itu, Menteri Basuki pun melarang keras adanya tindak illegal logging hingga penambangan liar di kawasan Gunung Cyclop yang di bawahnya banyak terdapat pemukiman warga.

"Harus keras, karena (gunung) Cyclop ini kan panjang. Ini di bawahnya kan pemukiman semua. Tidak sebanding hasil yang dihasilkan dengan dampak yang seperti ini. Jadi harus keras, semua harus mendukung itu," tegasnya.

"Makanya ada Pak BNPB, nanti akan menggerakkan TNI dan Polri juga. Terutama dikomandoi oleh Gubernur (Papua), bupati dan walikota juga," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri PUPR Siapkan Langkah Mitigasi Banjir Bandang Musiman di Sentani

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi lokasi banjir bandang Sentani di Kampung Doyo Baru, Papua. Liputan6.com/Maulandy
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi lokasi banjir bandang Sentani di Kampung Doyo Baru, Papua. Liputan6.com/Maulandy

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi lokasi banjir bandang Sentani di Kampung Doyo Baru, Kecamatan Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.

 
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan, banjir bandang tersebut merupakan musibah musiman tiap 5-6 tahunan yang kerap melanda wilayah Sentani dan sekitarnya.
 
"Ini memang kejadian yang setiap 5-6 tahun terjadi dan ada dokumentasinya. Tapi tidak terlalu besar seperti ini dan masih ada di dalam chanel atau Sungai Dobokurung. Tahun ini debitnya begitu besar sehingga meluap," urainya di Kampung Doyo Baru, Papua, Minggu (31/3/2019).
 
Meluapnya debit air itu disebutkannya terjadi lantaran ada perubahan landscape di sekitar kawasan sungai akibat dibangunnya kawasan pemukiman. Sehingga tak bisa lagi menahan aliran sungai saat volumenya berlebih.
 
Dia lantas membuat dua analisa, langkah yang harus dilakukan ke depannya agar musibah banjir bandang musiman ini tak sampai menghantam pemukiman padat di kawasan hilir.
 
"Pertama, saya akan analisa cepat untuk mengarahkan kembali air ke aliran sungai aslinya. Kedua, karena material ini masih terbawa jadi kita bikin sabi dam seperti di Merapi. Jadi air mengalir dan material tertahan," jelasnya.
 
Langkah lainnya, Menteri Basuki menyatakan bakal merelokasi pemukiman yang berada di wilayah yang berfungsi sebagai penahan aliran sungai lantaran sudah betul-betul membahayakan. 
 
"Makanya kita harus lihat tata ruangnya seperti daerah-daerah lain. Saya akan relokasi cari tempat yang aman," ujar dia.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya