Penanganan Aksi 22 Mei Bakal Jadi Penentu Arus Investasi ke Indonesia

Investor masih mencermati langkah yang dilakukan para pejabat negara terkait aksi 22 Mei untuk membuat kondisi Jakarta lebih kondusif.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Mei 2019, 10:35 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 10:35 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penanganan aksi demo terkait Pemilu dinilai jadi penentu arus investasi masuk ke Indonesia. Saat ini investor masih wait and see usai terjadi kericuhan saat aksi demonstrasi di depan Kantor Bawaslu, Jakarta.

Investor masih mencermati langkah yang dilakukan para pejabat negara untuk membuat kondisi Jakarta lebih kondusif.

"Saya kira investor belum akan memberikan kesimpulan soal persepsi, sampai hari ini investor masih dalam posisi wait and see lah. Investor akan melihat sejauh mana mitigasi oleh pemerintah dan para elit agar konflik tak melebar," kata Ronny kepada Liputan6.com, Kamis (23/5/2019).

Isu yang berkembang saat ini, kata Ronny, masih bersifat politis. Belum sampai mengganggu kegiatan ekonomi secara nasional.

Memang, untuk wilayah DKI Jakarta kegiatan ekonomi sedikit terganggu, namun  situasi ini hanya bersifat sementara.

"Jadi di mata investor, saya kira, aksi-aksi ini sifatnya hanya termporal. Persepsi bisnis dan ekspektasi investasi masih positif saya kira. Namun jika aksi-aksi seperti itu berlangsung lama, maka peluangnya merembes ke ranah ekonomi akan muncul. Setidaknya sampai hari ini, sudah mulai ada titik temu di antara kalangan elit," dia menambahkan.

Aksi 22 Mei Belum Pengaruhi Ekonomi Nasional

Potret Kondisi Terkini Pasar Tanah Abang Saat Aksi 22 Mei
Potret Kondisi Terkini Pasar Tanah Abang Saat Aksi 22 Mei (sumber:Liputan6.com)

Kericuhan pada aksi damai yang berlangsung selama dua hari di Jakarta menjadi sorotan banyak pihak. Sejumlah fasilitas perkantoran dan pertokoan di ibu kota terpaksa terhenti sementara dengan alasan keselamatan.

Namun kondisi yang terjadi di Jakarta dinilai masih belum mempengaruhi kegiatan ekonomi secara nasional.

Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia (EconAct) Ronny P Sasmita memandang, apa yang terjadi ini masih bersifat kondusif. Kalaupun ada pengaruhnya, hanya untuk kegiatan ekonomi di Jakarta saja.

"Pengaruh tentu ada, walau sampai hari ini belum terlalu signifikan. Setidaknya, untuk ekonomi riil, kawasan yang terpapar aksi-aksi tentu terganggu. Tapi secara nasional, masih belum berpengaruh besar," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (23/5/2019).

Ronny memandang, pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) dinilai masih bisa mengendalikan situasi.

Apa yang terjadi selama dua hari ini masih kental dengan isu politik. "Sampai hari ini, pemerintah masih terbilang berhasil menganalisasi masalah ini di ranah politik, jadi secara ekonomi masih belum terimbas signifikan," tegas dia.

Meski dua hari ini rupiah mengalami pelemahan, Ronny berpandangan hal ini bukan semata-mata karena aksi kerusuhan di dalam negeri, melainkan lebih karena faktor perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

"Jadi kondisi rupiah terbaru, lebih banyak karena faktor perang dagang lah, ketimbang faktor tanah abang," pungkas pria yang juga sebagai Staf Ahli Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) itu.

Harapan Pengusaha Jakarta Usai Aksi 22 Mei

Sisa Kericuhan 22 Mei
Aparat keamanan melintas di antara sisa kerusuhan di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta, Kamis (23/5/2019). Massa yang ricuh di depan Kantor Bawaslu dipukul mundur oleh polisi hingga berhamburan ke sejumlah titik dekat lokasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta berharap kondisi di ibu kota segera pulih setelah terjadinya aksi unjuk rasa 22 Mei, kemarin.

Ketua Apindo DKI Jakarta, Solihin mengatakan aksi unjuk rasa kemarin memang memberikan dampak pada aktivitas ekonomi di Jakarta, khususnya kegiatan perdagangan.

"Kalau terjadi pengurangan kunjungan ke mal, ya pasti terjadi. (Tetapi) Sejauh ini tidak ada instruksi kepada para pengusaha untuk berhenti beraktivitas," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Namun demikian secara keseluruhan, ekonomi Jakarta tidak terganggu akibat aksi 22 Mei ini. Hal tersebut salah satunya karena aparat keamanan telah siap siaga mengamankan dan menjaga ketertiban di lokasi-lokasi kegiatan ekonomi berlangsung.

"Kami Apindo DKI anggotanya banyak yang pabrikan dan lain-lain. Kalau ditanya dari informasi yang kita dapat ini aktivitasnya dikendurkan, padahal semua aktivitas berjalan seperti biasa. Karena pihak keamanan kan sudah melakukan antisipasi yang luar biasa," kata dia.

Sementara terkait dengan kerugian, Solihin berharap tidak ada kerugian dalam jumlah besar yang dialami oleh para pelaku usaha di ibu kota. Yang terpenting saat ini menurut dia, aksi unjuk rasa tidak terus berlanjut agar aktivitas ekonomi bisa kembali normal.

"Doakan yang bagus-bagus. Tetapi apa pun yang terjadi, kita kan sudah punya asuransi. Tetapi ini bukan menjadi hal yang kita inginkan. Mudah-mudahan tidak ada apa. Kalau kenapa-kenapa pun aparat keamanan sudah siaga," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya