Usai Pemilu, Menperin Ajak Investor Jepang Tanam Modal di RI

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua tetap akan berjalan lancar.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Mei 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2019, 12:00 WIB
3 Menteri Jokowi Umumkan Paket Kebijakan Ekonomi XVI
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meluncurkan Paket Kebijakan Ekomomi XVI di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (16/11). Peluncuran ini juga dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menkeu Sri Mulyani. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakinkan para investor di Jepang jika iklim investasi dan kondisi keamanan di Indonesia tetap berjalan baik pasca penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu).

Hal tersebut diungkapkan Airlangga dalam pertemuan 25 Tahun konferensi internasional, The Future of Asia di Tokyo Jepang, Kamis 30 Mei 2019, kemarin.

"Pemilu telah selesai dilakukan di Indonesia dan berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun, sekaligus bukti bahwa politik dan agama bisa berjalan seiring dengan baik, tak ada masalah," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/5/2019).

Dia juga menyatakan, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua tetap akan berjalan lancar. ‎Masyarakat Indonesia juga akan mendukung pembangunan yang akan dibangun pemerintah dalam 5 tahun mendarang

"Pemilu telah selesai maka warga Indonesia semua bersatu kembali membangun bangsa bersama-sama. Bahkan dukungan kepada Presiden Jokowi dari partai politik dan parlemen sekitar 60 persen nantinya akan semakin kuat lagi karena tampaknya sekitar 20 persen tambahan dari anggota parlemen lain ya sudah bersiap untuk mendukung pula pemerintahan Jokowi di masa depan. Sehingga pemerintahan Jokowi pasti akan kuat sekali nantinya," jelas dia.

Oleh sebab itu, Airlangga mengajak para investor Negeri Sakura untuk tidak ragu menanamkan modalnya di‎ Indonesia. Terlebih, pemerintah juga telah menyiapkan insentif pajak bagi investasi yang masuk, khususnya bagi industri yang melaksanakan pendidikan vokasi.‎

"Datanglah ke Indonesia karena memiliki pasar sangat besar bahkan keempat terbesar setelah China, Amerika dan Indonesia. Potensi usaha dan keuntungan sangat besar ditunjuk tax incentive yang sangat menarik bagi investor asing yang menanamkan modalnya ke Indonesia," tandas dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Aksi 22 Mei Bakal Ganggu Iklim Investasi?

Relawan Cinta NKRI Bagikan Takjil untuk TNI - Polri
Peserta aksi yang tergabung dalam Mahasiswa dan Pemuda Relawan Cinta NKRI membagikan takjil ke anggota Polri yang bertugas di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Minggu (26/5). Aksi simpatik sebagai wujud apresiasi kepada anggota Polri-TNI yang menjaga keamanan aksi 22 Mei 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa aksi 22 Mei kemarin tidak berdampak besar pada iklim investasi di Indonesia. Sebab investor memiliki pertimbangan bisnis jangka panjang.

"Kita meyakini bahwa yang kemarin (aksi 22 Mei) itu sifatnya hanya sebentar dan temporary. Dan kita meyakini yang juga ini kan jalur yang sesuai dgn konstitusi juga. Kita enggak khawatir kok. Ini juga tanggal 24 sesuai rencana," kata dia, di Jakarta, pada Jumat 24 Mei 2019.

Karena itu, menurut dia, aksi massa tersebut tidak akan mengurungkan rencana investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. 

"Kalau wait and see (karena 22 Mei) saya bilang enggak. Tapi kalau demand-nya lagi flat pasti kan ekonomi juga agak datar. Ini bukan masalah wait and see gitu," ujarnya.

Lagipula Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat, seperti kinerja pertumbuhan ekonomi yang kuat. Hal inilah yang membuat Indonesia menarik untuk invetasi.

"Investasi kalau masuk ke Indonesia itu pasti feel-nya itu long term. Enggak mungkin dia jangka pendek. Nah secara fundamental kan pertumbuhan kita baik, selalu di atas 5 persen. Jadi membuat kita menjadi negara yang sangat menarik untuk mereka berinvestasi," ujarnya.

"Tapi kembali lagi kita bersaing ke negara-negara lain. Jadi negara lain itu keep reforming. Makanya Kita juga harus keep reforming. Kebijakan-kebijakannya kemudian semua itu harus serba terukur dan terstruktur," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya