Liputan6.com, Jakarta Perusahaan tambang batu bara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan penjualan batu bara di semester I/2019 mencapai 42 juta ton. Sementara pada semester I/2018 penjualan BUMI yakni 41 juta ton.
Direktur Bumi Resources, Dileep Srivastava mengatakan pada kuartal pertama tahun 2019, perusahaan berhasil menjual sekitar 20 juta ton batu bara. Dengan demikian, untuk mencapai target 42 juta ton pada semester I/2019, pihaknya harus menjual sekitar 22 juta ton batu bara, di kuartal II/2019.
"Tahun ini, di kuartal satu kita hampir 20 juta ton. Dan kita akan jual 22 juta ton lagi di kuartal kedua. Jadi kita akan jual, perhitungan kasar 42 juta ton di semester pertama 2019," kata dia, di Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sementara untuk target penjualan hingga akhir tahun, lanjut dia, pihaknya memasang target penjualan dapat menembus 88 hingga 90 juta ton. Jumlah ini naik dari pencapaian tahun 2018 sebesar 83 juta ton. Produksi yang stabil diyakini bakal mendukung pencapaian target tersebut.
"Untuk keseluruhan tahun kita akan jual 88 juta sampai 90 juta ton," ujar dia.
Dia pun menegaskan bahwa hingga sejauh ini tidak ada perubahan target yang sudah ditetapkan perusahaan untuk output atau penjualan batu bara tahun ini.
Terkait harga, lanjut dia, pihaknya menjual batu bara di kisaran USD 55 per ton hingga USD 56 per ton. Harga ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar USD 59 per ton.
"Harga sekitar USD 55 sampai USD 56 per ton," tandasnya.
Â
Reporter:Â Wilfridus Setu EmbuÂ
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perang Dagang Tekan Harga Batu Bara Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) USD 81,48 per ton untuk periode Juni 2019. Turun jika dibanding Mei 2019 yang tercatat USD 81,86 per ton.Â
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, penurunan HBA disebabkan beberapa hal, diantaranya perang dagang antara China dan AS.
Adanya perang dagang tersebut ternyata mempengaruhi permintaan batu bara Indonesia dari China. Sesuai dengan hukum ekonomi, dengan penurunan permintaan tersebut maka berpengaruh terhadap penurunan harga.
kondisi ini juga diperparah oleh kebijakan China mengurangi impor batu bara dan menambah produksi dalam negeri. Kebijakan tersebut mempengaruhi penurunan harga batu bara beberapa bulan terakhir.
Â
Advertisement
Baru Bara Rusia Melimpah
Agung melanjutkan, penyebab lain yang mempengaruhi penurunan harga adalah batu bara dari Rusia mulai membanjiri pasar Asia, sehingga pasokan batu bara di pasar Asia meningkat.
"Tekanan terhadap harga batubara masih sama seperti bulan sebelumnya. Belum berkurang. Harga terkoreksi negatif,"Â kata Agung, di Jakarta Selasa (11/6/2019).
Untuk diketahui, penetapan Harga Batu bara Acuan mengacu pada index pasar internasional. Ada empat index yang dipakai Kementerian ESDM untuk dijadikan patokan, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), New Castle Global Coal (GC), New Castle Export Index (NEX), dan Platts59. Adapun bobot masing-masing index sebesar 25 persen dalam formula HBA.