5 Fakta Huawei yang Sempat Kena Sanksi Donald Trump

Meski jadi korban kebijakan Donald Trump, Huawei ternyata masuk tiga besar penyedia smartphone di dunia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Jul 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 19:00 WIB
Huawei Mate 20 Pro
Huawei Mate 20 Pro (Foto: Andina Librianty/Liputan6.com)

Liputan6.com, Shenzhen - Huawei untuk saat ini bisa menarik napas lega setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membolehkannya untuk lanjut berbisnis dengan perusahaan AS. Keputusan diambil Presiden Trump di pertemuan G20 Osaka, Jepang.

Huawei jadi sasaran "bully" Presiden Trump yang sedang bertikai dengan China pada perang dagang. Presiden Trump juga sempat mengungkit masalah keamanan data terkait Huawei, namun hal itu berulang kali dibantah pihak Huawei.

Meski Huawei merasakan dampak negatif dari perang dagang, perseteruan dengan Presiden Trump memberikan semacam iklan gratis bagi Huawei, sebab nama perusahaan asal Shenzhen itu jadi sering disebut media global.

Dilansir dari World Economic Forum, berikut lima fakta tentang Huawei. Perusahaan yang berdiri pada 1987 dan sedang memimpin perkembangan 5G.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Pertumbuhan Luar Biasa Pesat

Huawei Mate X
Huawei Mate X (Foto: CNET)

Huawei memiliki pertumbuhan yang kuat di segi revenue dan operating profit. Tahun lalu saja perusahaan menjual sekitar 200 juta smartphone.

Sejak tahun 2014, revenue Huawei juga selalu menanjak. Pada tahun 2018, revenue Huawei tercatat sebesar 721,2 juta yuan atau Rp 1,4 triliun (1 yuan = Rp 2.057).

Di tahun yang sama, operating profit Huawei pada adalah sebesar 10,6 juta yuan (Rp 149.6 miliar), dan operating margin Huawei adalah sebesar 10,2 persen.

2. Tak Hanya di China

Huawei Mate X
Tampak depan smartphone layar lipat Huawei Mate X. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Pasar Huawei di China adalah sebesar 51,6 persen. Setengahnya lagi berada di region Asia Pasifik (15,1 persen), Amerika (21,3 persen), dan EMEA (Europe, Middle East, and Africa) sebesar 24,3 persen.

Produk yang disorot Huawei pada tahun lalu tak hanya smartphone, melainkan PC (seperti Huawei MateBook X Pro yang baru rilis), tablet, juga produk wearable seperti smartwatch.

3. Cinta Mati dengan Penelitian

Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Huawei menyebut inovasi sebagai darah dari perusahaan. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 10 persen revenue tahunan mereka digunakan pada area research & development (R&D).

Tahun lalu, Huawei menghabiskan 100 miliar yuan (Rp 205,7 triliun). Itu menjadikan Huawei perusahaan kelima di dunia dalam hal jumlah investasi ke R&D.

Hingga Desember 2018, Huawei memiliki 87.705 hak paten. 43.371 diraih di China, dan 44,434 hak paten didapat dari luar China.

4. Pemain Dominan di Dunia

Pemimpin Huawei: Ren Zhengfei
Pemimpin Huawei: Ren Zhengfei. Dok: Time

Saat ini, Huawei adalah penyedia infrastruktur mobile nomor satu di dunia. Berikut angkanya berdasarkan data IHS Markit.

1. Huawei: 31 persen

2. Ericsson: 27 persen

3. Nokia: 22 persen

4. ZTE: 11 persen

5. Samsung: 5 persen

lain-lain: 4 persen

5. Kalahkan Apple

Laptop MateBook X Pro
Laptop MateBook X Pro Huawei generasi kedua yang baru dirilis di Mobile World Congress (Foto: Gizmochina)

Huawei juga berhasil mengalahkan Apple dalam hal penjualan smartphone. Dalam hal ini, satu-satunya perusahaan smartphone yang masih di atas Huawei adalah Samsung asal Korea Selatan.

Ini artinya Huawei tetap berada di top 3 produk smartphone di dunia meski dihantam masalah perang dagang.

Sejauh ini, Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping sedang melanjutkan pembahasan mengenai akhir perang dagang. Trump juga batal menambah sanksi tarif bagi terhadap barang China.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya