Rupiah Melemah Seiring Kemungkinan Batalnya Pemangkasan Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah melemah seiring kemungkinan tidak diturunkannya suku bunga Bank Sentral AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Jul 2019, 12:14 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2019, 12:14 WIB
Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Hingga hari ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.020. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Nilai tukar rupiah melemah seiring kemungkinan tidak diturunkannya suku bunga Bank Sentral AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (8/7/2019), rupiah di buka di angka 14.116 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.082 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.116 per dolar AS hingga 14.155 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,84 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.147 per dolar AS, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.148 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah melemah seiring kemungkinan tidak diturunkannya suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, data ketenagakerjaan non pertanian AS yang meningkat membuat ekspektasi turunnya suku bunga mengecil.

"Kenaikan ini membuat ekspektasi pasar ketenagakerjaan AS masih kuat dan masih tumbuh solid, yang bisa membuat the Fed tidak turunkan suku bunga sesuai ekspektasi pasar yaitu dua kali hingga akhir tahun 2019," ujar Lana dikutip dari Antara.

Tingkat pengangguran AS naik menjadi 3,7 persen pada Juni 2019 dari sebelumnya 3,6 persen dan di atas ekspektasi pasar 3,6 persen. Tingkat pengangguran 3,6 persen merupakan yang terendah dalam 49 tahun terakhir.

Namun demikian pertumbuhan data ketenagakerjaan untuk sektor non pertanian naik sebesar 224.000, jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 160.000.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada Selasa 11 Juni 2019. 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya