Bahas Kerja Sama dengan RI, Perwakilan 53 Negara Afrika Bakal Kumpul Bali

Kerja sama yang diharapkan dengan Afrika nantinya tidak hanya mengenai infrastruktur tetapi juga penguatan ekspor.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jul 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2019, 20:30 WIB
Menko Luhut Bahas Industri Mobil Listrik Nasional Bareng DPR
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberi paparan saat rapat koordinasi membahas pengembangan kendaraan listrik nasional di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/11). Langkah ini sebagai upaya menekan emisi gas buang. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Perwakilan dan Konsul Kehormatan Negara-Negara Afrika terakreditasi Indonesia. Pertemuan tersebut membahas mengenai Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAD) 2019.

Retno mengatakan, pertemuan hari ini sebagian besar membicarakan penguatan kerja sama pembangunan infrastruktur untuk kedua negara. Di mana, pada 20-21 Agustus mendatang akan diadakan perhelatan besar yang dihadiri oleh 53 negara di Bali.

"Dalam pertemuan tadi kita terus berusaha mengkonkritkan kerja sama dengan Afrika di berbagai bidang terkait dengan infrastruktur. Dari segi pesertanya, kita perkirakan bahwa peserta akan sekitar akan berjumlah sekitar 700 peserta dari 53 negara di Afrika baik datang dari perwakilan pemerintah maupun perwakilan swasta baik dari Indonesia dan Afrika," ujarnya di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Kerja sama yang diharapkan dengan Afrika nantinya tidak hanya mengenai infrastruktur tetapi juga penguatan ekspor sesuai mandat Presiden Joko Widodo. Dia menegaskan, Indonesia merupakan patner yang sangat terpercaya untuk bekerja sama dalam infrastruktur dan ekspor.

"Sesuai dengan mandat Presiden dalam beberapa tahun terakhir ini, presensi kita di Afrika semakin kelihatan. Tidak saja pada level diplomatik presence tetapi juga banyak sekali ekspor, terobosan-terobosan ekspor yang kita lakukan dengan Afrika," jelasnya.

Sementara itu, Menko Luhut mengatakan, jumlah penduduk Indonesia dan Afrika yang cukup besar harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga, kedua negara saling mendapat keuntungan.

"Diketahui jumlah penduduk Asia dengan Afrika itu 1,9 miliar. Terus satu market yang besar kita ingin semua dilakukan saling menguntungkan. Jangan ada tadi pertanyaan juga aplikasi seperti ada di apa di eksploitasi berlebihan oleh orang-orang investasi ke sana kita tidak ada pikiran seperti itu. Tapi kita justru menawarkan kita invest di sana, atau enggak barang kita kesana atau juga sebaliknya," jelasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kopi jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

Biji Kopi
Ilustrasi Foto Biji Kopi (iStockphoto)

Kementerian Pertanian (Kementan) sebar bibit unggul gratis ke petani di Desa Sido Mulyo, Kecamatan Buah Batu, Palangkaraya. Melalui program BUN 500, Kementan ingin menggenjot produktivitas komoditas unggul untuk ekspor.

Saat ini, komoditas yang diprioritaskan ialah kopi, lada, cengkeh, pala, kakao, karet, kelapa, jambu mete, teh dan tebu.

Kopi jadi salah satu komoditas paling laris di pasar dunia. Bahkan di krisis perang dagang Amerika dengan China saat ini, peluang ekspor komoditas ini makin terbuka lebar. 

"Sekarang kami dengar India lagi senang minum kopi. Kemudian waktu kunjungan ke Kolombia, disana diceritakan kopi Indonesia lebih dari beberapa kali. Itu bisa jadi peluang buat kita masuk ke pasar sana, bahkan perang dagang ini justru menguntungkan," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Palangkaraya, Kamis (18/7/2019).

Seiring dengan produktivitas yang naik, pemerintah juga tengah mencanangkan hilirisasi perkebunan. Ke depannya, Indonesia tidak hanya menjual barang mentah, namun barang jadi.

Hilirisasi, selain meningkatkan nilai jual produk, juga bisa menyerap tenaga kerja dan mensejahterakan petani melalui korporasi petani sehingga nantinya mereka bisa punya saham di industri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya