Pertamina Ambil Alih Penyelesaian Kasus Tumpahan Minyak di Pantai Karawang

Pertamina Hulu Energi masih harus terus mengidentifikasi penyebab tumpahan minyak di sumur migas lepas pantai Laut Jawa.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 20:45 WIB
Pencemaran di Pesisir Utara Karawang
Tumpahan limbah minyak mentah mencemari pesisir pantai utara Karawang. Akibatnya selain warna air laut berubah, bau tak sedap juga tercium di pantai Cemarajaya hingga Sedari, Kecamatan Cibuaya, Karawang. (Liputan6.com/ Abremana)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sebagai induk perusahaan PT Pertamina Hulu Energi akan mengambil alih penanganan gelembung gas yang terjadi di sumur minyak dan gas (migas) lepas Pantai YYA-1 yang ada di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ. Langkah ini merupakan komitmen perseroan dalam melakukan upaya insentif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Saat ini (penanganan) ditarik ke level korporat sebagai komitmen Pertamina menyelesaikan masalah ini seintensif mungkin," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Dia mengklaim, upaya ini dilakukan pihaknya guna menunjukkan kredibilitas dan kapabilitas Pertamina. Di mana sejak kejadian awal perseroan secara responsif telah melakukan berbagai penanganan.

"Kami juga telah sampaikan bahwa Pertamina telah dan akan melakukan berbagai upaya secara insensif, dengan prioritas keselamatan dan keamanan masyarakar sekitar," kata dia.

Di samping itu, lanjut dia tim respons darurat Pertamina hingga saat ini dan ke depannya juga akan terus bekerja di lapangan dan wilayah pesisir sekitar kejadian. Itu dilakukan guna meminimalisir dampak dari kebocoran gas tersebut.

"Tim emergency response kami juga terus bekerja 24 jam di lapangan sekitar anjungan maupun daerah pesisir," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kemenhub Siap Bantu Pertamina Tangani Kebocoran Gas

Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE
Pekerja Pertamina Hulu Energi (PHE) menggunakan hak suara melalui Pemilu 17 April 2019. Dok PHE

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan siap membantu PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menangani insiden kebocoran migas di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) pada 12 Juli 2019 kemarin.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad menyampaikan, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub telah menggelar rapat dengan PHE guna mempersiapkan langkah terhadap dampak tumpahan minyak tersebut.

"Intinya kita sudah clear dapat penjelasan dari Pertamina Hulu Energi. Kita juga berikan masukan guna menanggulangi ke depan secara bersama-sama. Pak Dirjen (Perhubungan Laut, Agus H Purnomo) akan mendukung sepenuhnya yang jadi kendala dan bisa kami bantu," tuturnya saat sesi konferensi pers di Gedung Kemenhub, Jakarta, Senin (22/7/2019). 

Kendati demikian, Ahmad mengatakan, pihaknya dan Pertamina Hulu Energi masih harus terus mengidentifikasi penyebab tumpahan minyak di sumur migas lepas pantai Laut Jawa.

Sebagai bentuk bantuan, ia menyerukan, Kemenhub siap memberikan sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) seperti mengirimkan tim ahli sampai mengerahkan kapal patroli milik KPLP.

"Bantuan pertama yang diberikan yakni SDM. Selain SDM juga sarana prasarana, misalnya kapal yang dilengkapi dengan oil boom. Kalau dibutuhkan dan diminta Pertamina, kami juga siap memberikan babtuab agar tumpahan minyak tak melebar," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya