Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal akan kembali menurunkan suku bunga acuan. Namun waktunya belum dapat dipastikan. Hal itu disampaikan oleh Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo di Gedung BI, Jakarta, pada Senin (12/8/2019).
"Apakah masih ada room (penurunan suku bunga) lagi, kita masih akan liat lagi ke depan. Pak Gubernur telah katakan room ada, jadi tinggal timing," kata dia.
Saat ini BI tengah memantau kondisi ekonomi global untuk melihat risiko yang dapat ditimbulkan. Terutama dampak dari trade war atau perang dagang antara AS dan China yang saat ini masih belum menemukan kata kesepakatan.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, dia menegaskan BI harus hati-hati dalam mengambil kebijakan terkait suku bunga acuan.
"Timing jadi penting sebab bagaimana risiko yang harus di lihat kedepannya. Risiko tentu lebih banyak pasar global, bagaimana trade war masih akan berlanjut dana sedalam mana permasalahannya," tegasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan menjadi angka 5,75 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5 persen dan Lending Facility 6,5 persen.
Reporter:Â Yayu Agustini Rahayu
Sumber:Â Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indef Harap BI Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad berharap Bank Indonesia (BI) dapat menurunkan kembali suku bunga acuan di sepanjang tahun ini.
Tauhid menilai, momentum penurunan suku bunga acuan sejalan dengan arah kebijakan BI yang kini cenderung melonggar. Selain itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed juga sudah memangkas suku bunga acuan beberapa waktu lalu.Â
BACA JUGA
"Menurut saya, tak ada alasan lagi BI pertahankan suku bunga acuan di 5,75 bps. Saya kira harus turunkan lagi," tuturnya di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Pihaknya berujar, dengan arah kebijakan BI yang cenderung melonggar, laju investasi dan sektor ekspor diharapkan dapat ditingkatkan."Ini dalam rangka minimalisir investasi kita," ujarnya.
Kendati begitu, menurutnya BI harus menjaga pertumbuhan inflasi agar perbankan dapat ikut melonggarkan kebijakan melalui penurunan suku bunga mereka masing-masing.
"Bank mau ikut turunkan suku bunga kalau inflasi kita terjaga rendah. Karena bank juga butuh waktu untuk turun, 3-4 bulan baru dirasakan," paparnya
Advertisement