Ekspor Teh RI ke Mesir Terus Meningkat

Pada 2018, ekspor komoditas perkebunan ke Mesir sebesar 990,4 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai USD 673,7 juta.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Agu 2019, 10:15 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 10:15 WIB
Kebun Teh Wonosari
Kebun Teh Wonosari (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Teh merupakan minuman paling populer di Mesir yang dikonsumsi oleh semua segmen pendapatan, dan tersedia di seluruh negeri. Pasar mesir 2 tahun terakhir diwarnai dengan program reformasi ekonomi negara Mesir terkait pencabutan secara bertahap sampai tahun 2021 dari subsidi bahan bakar dan listrik yang berdampak terhadap laju inflasi yang tinggi. 

Meskipun demikian, teh masih mencatat pertumbuhan positif, meskipun pada tingkat yang lebih lambat. Hal ini terjadi karena teh dianggap sebagai produk penting dalam rumah tangga Mesir, sehingga permintaan tetap dipertahankan meskipun harganya naik, sebagian karena peningkatan populasi.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertania (Kementan) Kasdi Subagyono mengatakan, pemerintah mendorong industri untuk pengembangan produk-produk baru teh yang menjadi peluang untuk dikembangkan karena menawarkan alternative cita rasa dan kandungan zat antioksidan yang lebih kaya untuk konsumen.

"Pemerintah dengan program BUN-500 juga turut berkontribusi untuk membantu petani teh dalam penyediaan benih unggul dan bermutu sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas teh nasional, juga tidak kalah penting dari sisi kualitas dengan memperhatikan standar kualitas dari benih, panen, pascapanen sampai pengolahan yang dibutuhkan negara pengimpor, " kata dia di Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Kasdi menambahkan, di satu sisi yang lain, emerintah juga mendorong pelaku usaha membuka peluang akses pasar di negara lain tentunya pasar di negara yang beriklim subtropics-sedang-dingin.

Sebagaimana data BPS diolah Ditjen Perkebunan Kementan, pada 2018, ekspor komoditas perkebunan ke Mesir sebesar 990,4 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai USD 673,7 juta. 

Dari data volume ekspor tersebut 94 persen ekspor Indonesia ke Mesir berupa kelapa Sawit. Sedangkan untuk komoditas teh diekspor sebesar 199,6 ton berupa teh hitam dan teh hijau dengan nilai mencapai USD 415,2 ribu dan sampai dengan semester 1 tahun 2019 ekspor teh Indonesia sebesar 20 ton.

Saat ini, Badawy & Sons Co terus memimpin kategori teh secara keseluruhan di pasar Mesir, melalui merek El Arosa, dengan produk utama teh hitam. El Arosa diuntungkan dari keterjangkauan dan jaringan distribusi yang luas, yang menjangkau daerah pedesaan Mesir. 

Tetapi dengan semakin meningkatnya konsumsi teh dimesir dengan rata-rata peningkatan 5% per tahun utamanya dalam mengisi pasar cafe-cafe dan supermarket maka akan menjadi peluang untuk teh Indonesia untuk diekspor ke Mesir, utamanya aromatic tea, white tea dan black tea. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Geliat Teh Hitam Perkebunan Kertasari Menjelajah hingga ke Rusia

Aktivitas Para Wanita Pemetik Daun Teh di India
Seorang pekerja wanita memetik daun teh di kebun teh di Kaziranga, di negara bagian Assam di India timur laut, (11/10). Assam memproduksi lebih dari 50 persen tanaman teh di India. (AP Photo/Anupam Nath)

Jarum jam menunjukkan pada angka lima pagi. Kompleks perkebunan teh Kertasari masih terasa sunyi. Sesekali tampak ada orang berjalan menggunakan sarung di pinggir jalan.

Memasuki Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, kabut tipis menyeruak. Sejauh mata memandang, perkebunan teh ini bagaikan hamparan permadani hijau.

Suasana gelap gulita perlahan mulai berganti terang seiring matahari menyinari bumi. Beberapa warga pun tampak mulai bergegas menuju perkebunan.   

Kamis (18/7/2019) pagi, suhu dingin menyelimuti kawasan dataran tinggi Kertasari. Bahkan, suhunya lebih dingin dari biasanya. Salah satu aktivitas warga yang kami temui adalah memetik pucuk daun teh.

Mereka berkebun menggunakan tudung atau topi dari bambu. Namun mengingat dinginnya suhu, para buruh petik teh membakar ranting-ranting yang kering, supaya tubuh mereka tetap hangat.

Udara yang sangat sejuk dan asri disambut mentari terbit memberikan kenyamanan saat berada di sini. Seperti yang ditunjukkan Uga (46), seorang buruh petik teh wanita.

Dia menawarkan minuman hangat dalam sebotol plastik. Cairan berwarna kuning itu cukup memberikan kehangatan di tenggorokan.

"Itu teh asli sini. Setiap hari kami bawa sebagai bekal," kata Uga.

Konon, orang yang rajin minum teh biasanya terbebas dari serangan flu. Teh juga bisa menurunkan kolesterol dan daunnya dapat digunakan untuk pemutih atau penghalus kulit wajah.

Waktu terus beranjak. Uga bersama enam buruh petik lainnya di perkebunan teh Kertasarimemanfaatkan waktu sarapan sebelum memetik pucuk. Di hadapan mereka ada berbagai perbekalan nasi lengkap dengan lauk-pauknya.

"Kerjanya mulai jam 6. Berangkat dari rumah, sampai di sini sarapan dulu," kata Uga.

Selain Kecamatan Ciwidey yang terkenal dengan hamparan kebun teh Rancabali, kawasan Bandung selatan masih mempunyai kecamatan dengan keindahan serta panorama alam yang tidak kalah menarik. Salah satu kecamatan tersebut adalah Kertasari.

Seperti halnya Ciwidey, Kertasari merupakan kecamatan yang memiliki jalur perkebunan teh di Bandung selatan. Untuk menyusuri keindahan panorama kebun teh di kecamatan ini bisa dari dua arah yang berlawanan. Perjalanan bisa dimulai dari Pangalengan atau dari Ciparay ke Kertasari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya