Gedung Kura-Kura DPR Bakal Jadi Tempat Konser

Gedung Kura-kura tidak mungkin dijadikan sebagai perkantoran atau office space sebab dapat mematikan sektor jasa penyewaan perkantoran.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2019, 20:10 WIB
Bersih-Bersih Kolam Jelang Sidang Tahunan MPR
Pekerja membersihkan kolam air mancur di halaman depan Gedung Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Sabtu (4/8). Sidang Tahunan MPR akan berlangsung tanggal 16 Agustus 2018 dan juga untuk bersiap menyambut Asian Games 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi memutuskan akan memindahkan ibu kota negara (IKN) ke kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. Dengan demikian, Kementerian Keuangan, Bappenas dan Pemprov DKI mulai mengkaji akan seperti apa nantinya aset yang ditinggalkan di Jakarta.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, hingga kini belum ada keputusan pasti terkait nasib aset pemerintah di Jakarta, salah satunya Gedung Kura-kura, Perkantoran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kemungkinan, gedung itu akan disulap jadi pusat hiburan agar mendatangkan keuntungan bagi negara.

"Kalau misalnya Jakarta mau dijadikan pusat entertainment yang enggak kalah dengan negeri sebelah kita. Kita mungkin pikiran yang ini kan, kalau disana ada grand yang dijadikan tempat konser, di sebelah sana ada keong yang dijadikan tempat konser, kenapa kita Gedung Kura-kura enggak kita jadikan tempat konser hall. Loh itu pemikiran yang harus kita kembangkan," ujarnya di Kantor DJKN, Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Dia menjelaskan, Gedung Kura-kura tidak mungkin dijadikan sebagai perkantoran atau office space sebab dapat mematikan sektor jasa penyewaan perkantoran. Selain itu, Gedung Kura-kura itu memiliki sejarah yang bagus dan juga gedung cukup luas.

"Kalau kita mikir, coba masa Gedung Kura-kura jadi office space. Pertama mungkin itu heritage, tidak pantas komersialisasi biasa, harus ada value khusus. Kalau kita office space itu berapa rate-nya, tapi kalau ini kita undang investor konser hall teatrical value itu nilai investasinya beda," jelasnya.

Isa melanjutkan, setiap aset negara berbeda-beda nilai peruntukan jika akan dilepas kepada pengguna. Untuk itu, pemerintah terus mematangkan rencana pengelolaan aset ke depan.

"Nah, uang yang kita peroleh jelas lebih besar dari pada sekedar menyewakan office space. Jadi ide-ide-nya banyak tapi kita masih harus komunikasikan dengan baik," tandasnya. 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Singapura Minat Investasi di Ibu Kota Baru

Mencari Ibu Kota Baru Pengganti Jakarta
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali melontarkan wacana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing, menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri (Ministerial Meeting) dalam hal kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Singapura. Dalam kesempatan tersebut, dia menyebut Singapura siap berinvestasi di ibu kota baru, Kalimantan Timur.

"Kami juga menyambut gembira rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, sehingga ini dapat juga membuka kesempatan bagi perusahaan Singapura untuk berinvestasi ke sana, misalnya dalam hal sustainable management," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (16/9/2019).

Selain kerja sama di ibu kota baru, Singapura juga berminat investasi di Batam, Bintan dan Karimun. "Kami tertarik dengan (potensi bisnis di) Batam, Bintan, dan Karimun, misalnya untuk pariwisata, transportasi (bandara internasional), dan industri (elektronik)," jelasnya. 

Dia menjelaskan, dengan kerja sama ekonomi bilateral ini, kedua negara bisa menciptakan kesempatan yang lebih luas untuk bisnis masing-masing. Lalu, menciptakan upaya kerja sama bagaimana membantu menarik investor lainnya dari seluruh dunia.

Turut hadir dalam acara ini antara lain Menteri Perekonomian Darmin Nasution, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo.

Kemudian, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, Permanent Secretary Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura Gabriel Lim, serta para anggota delegasi dari Indonesia dan Singapura.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya