Bali Dukung Pengembangan Produk Inovatif Ramah Lingkungan

Isu lingkungan dan kesehatan menjadi permasalahan serius yang sedang dihadapi Pemprov Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2019, 18:38 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 18:38 WIB
Tari kecak
Budaya tari kecak di Bali (foto: comejourney).

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan mendukung kehadiran produk inovatif yang ramah lingkungan dan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di Pulau Dewata.

"Saya mendukung adanya produk-produk ramah lingkungan yang berdampak pada terjaganya kualitas udara dan sanitasi lingkungan. Untuk itulah, inovasi berbasis teknologi harus dilakukan," kata Koster dikutip dari Antara, Selasa (24/9/2019).

Menurut dia, produk-produk inovatif sejalan dengan program Bali Bersih, melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang sedang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Bali.

 

"Isu lingkungan dan kesehatan menjadi permasalahan serius yang sedang dihadapi Pemprov Bali. Banyaknya tumpukan sampah di area wisata dan kualitas udara yang buruk akibat polusi kendaraan, pembakaran sampah, dan asap rokok menjadi perhatian utama yang harus segera diselesaikan," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan itu telah melakukan koordinasi dan kolaborasi antarkabupaten/kota dan berharap adanya dukungan dari berbagai komponen lainnya, termasuk kalangan pengusaha.

Sinergi yang diharapkan Pemprov Bali, mulai dari penanganan infrastruktur, kebudayaan, ekonomi, kesehatan publik, hingga inovasi dan teknologi.

"Di Bali, gerakan menjaga bumi dan keharmonisan ekosistemnya telah bergulir. Apresiasi dan dukungan juga sudah terbangun," ucapnya.

Koster menambahkan, produk inovatif juga dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis inovasi dan teknologi. Oleh karena itu, agar selaras dengan program Pemprov Bali, dia berharap para pengusaha menciptakan produk yang ramah bagi lingkungan dan kesehatan.

Dia mengatakan sektor produk-produk inovatif yang dapat digarap diantaranya industri pertanian, kerajinan tangan, hingga produk tembakau alternatif yang sedang berkembang pesat di Bali sehingga diharapkan mampu menjadi salah satu solusi bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemkab Klungkung Bali Manfaatkan Sampah untuk Dukung Ekonomi Kreatif

Dampak Gunung Agung, Pura Lempuyang Sepi Pengunjung
Wisatawan berkunjung ke Pelataran Agung Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12). Erupsi Gunung Agung menyebabkan sejumlah destinasi wisata di kawasan Bali Timur mengalami penurunan jumlah wisatawan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kabupaten Klungkung, Bali, memberikan dukungan terhadap pengembangan ekonomi kreatif melalui cara yang berbeda.

Salah satunya dengan memanfaatkan sampah yang sudah tidak dipakai oleh masyarakat melalui program‎ Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS).

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, mengatakan TOSS merupakan program yang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta. Hal ini membawa Pemkab Klungkung menjadi pelopor pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) skala industri pertama di Indonesia.

"Program TOSS memiliki metode yang dapat mengubah sampah menjadi briket menggunakan mesin bio activator, kemudian briket tersebut dapat dijual kepada pihak Indonesia Power atau digunakan sendiri," ujar dia di Bali, Kamis (8/11/2018).

Dia menjelaskan, mesin tersebut miliki daya tampung 1 ton sampah, yang diolah kemudian menghasilkan 600 kg briket dan dari 600 kg briket tersebut dapat menghasilan listrik setara 400 Kilo Watt (KWh). Dengan 400 KWh tersebut dapat memenuhi kebutuhan listrik 40 rumah selama 24 jam. 

Suwirta optimistis program TOSS ini dapat menjadi sumber ekonomi kreatif yang baru, khususnya bagi masyarakat di sekitar Kabupaten Klungkung. Sebab, adanya pasokan listrik dari program ini menjadi salah satu penopang berjalannya industri kreatif di kabupaten tersebut.

"Dalam sehari Klungkung dapat menghasilkan 60 ton sampah, dan itu setara dengan 1.300 KWh atau 1,2 Mega Watt (MW) dan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik 120 rumah selama 24 jam," ujar dia.

Program yang telah berjalan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat sekitar, tetapi juga diakui oleh pemerintah pusat. Melalui program ini, Kabupaten Klungkung, Bali menerima penghargaan Top 40 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). ‎ 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya