Jokowi Ingin ASEAN Perkuat Kerja Sama Hadapi Kondisi Global

Penguatan kerjasama itu perlu karena para pemimpin ASEAN menyadari dibandingkan dengan kawasan lain, situasi Asia Tenggara masih lebih baik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Nov 2019, 10:08 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2019, 10:08 WIB
Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam Asscociation of South East Asian Nations (ASEAN) menyoroti situasi dunia saat ini yang diwarnai banyak ketidakpastian, hingga revisi pertumbuhan ekonomi.

Ini terungkap dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35, di Bangkok, Thailand, Sabtu (2/11/2019).

“Oleh karena itu, rata-rata para pemimpin termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa menjadi lebih penting, apa artinya bagi ASEAN untuk memperkuat kerja sama,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengutip laman Sekretariat Kabinet, Minggu (3/11/2019).

Dia mengatakan, penguatan kerjasama itu  perlu karena para pemimpin ASEAN menyadari dibandingkan dengan kawasan lain, situasi Asia Tenggara masih lebih baik.

Ini dilihat dari sisi stabilitas politik maupun dari sisi pertumbuhan ekonomi yang masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

“Karena itu, rata-rata para pemimpin menyampaikan harapan ASEAN bahwa kita bisa akan menyelesaikan perundingan mengenai Kerjasama Ekonomi Komprehensi di kawasan Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP),” lanjut Retno.

ASEAN memiliki harapan yang jelas united very clear dan jelas agar RCEP Ini dapat diselesaikan negosiasinya.

 

Angkat Tiga Hal

Pertemuan Presiden Jokowi dan Sekjen PBB
Presiden Jokowi Menggelar Pertemuan Bilateral dengan Sekjen PBB, Antinio Guterres di Pleno KTT ke-35 ASEAN, Bangkok, Thailand, Minggu (3/11/2019). (Foto: Biro Pers Setpres)

 

Menurut Menlu Retno Marsudi, dalam Plenary KTT ke-35 ASEAN itu, Presiden Jokowi mengangkat tiga hal. Pertama, Indopacific, di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah atau akan menyelenggarkan Indopacific Infrastructur and Connectivity Forum pada tahun 2020.

Kedua masalah Rakhine. Presiden menyampaikan kesiapan berkontribusi dalam Tim Ad Hoc Task Force.  Presiden mengatakan jika dialog dengan para pengungsi yang ada di Cox’s Bazar dan yang ada di Rakhine State itu perlu untuk terus dilakukan.

Dengan dialog dan komunikasi itu akan muncul trust, yang sangat besar artinya bagi persiapan repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat.

Jokowi juga mengharapkan agar prioritas proyek yang sudah disepakati pada tingkat technical working group antara ASEAN dengan Myanmar.

“Ada beberapa prioritas kerjasama agar segera ditindaklanjuti. Presiden Jokowi mengatakan Indonesia siap memberikan kontribusi. Jadi, artinya apa? Kita tidak hanya bicara tapi walk the talk, kita bicara dan kita memberikan kontribusi,” ungkap Menlu.

Saat menghadiri Plenary KTT ke-35 ASEAN itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya