Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terus menjaring berbagai masukan dari stakeholders untuk membangun industri kelautan dan perikanan ke depan.
Sejalan dengan itu, Menteri Edhy menerima kunjungan jajaran direksi Perum Perindo di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Dalam kesempatan ini, Direktur Utama Perum Perindo Farida Mokodompit menceritakan, Menteri Edhy ingin agar Perindo melihat peluang yang ada untuk bekerjasama dengan KKP memajukan industri kelautan dan Perikanan Indonesia.
Advertisement
Salah satunya, mengembangkan penyediaan benih untuk budidaya perikanan. Hal ini mengingat kondisi lapangan di mana masih banyak pembudidaya yang mengeluhkan tentang harga pakan yang mahal sehingga memberatkan usaha mereka.
Saat ini, Perindo memiliki pabrik pakan ikan dan pakan udang dengan produksi 30 ton/jam di Subang, Jawa Barat. Farida menyampaikan, Perindo juga masih memiliki lahan yang dapat digunakan utnuk pengembangan sektor budidaya.
Menteri Edhy mengarahkan agar Perum Perindo mengembangkan benih pakan yang memperhatikan kebutuhan para pembudidaya. Ia mengatakan, hal ini akan menghidupkan usaha budidaya yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan begitu, kedua belah pihak pun akan sama-sama diuntungkan.
“Jangan diperes karena mereka itu harus hidup. Jangan juga mereka diwadahi, sementara mereka tidak bisa tumbuh. Dengan pertumbuhan mereka semakin besar, semakin banyak yang mereka bisa perbuat,” ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (9/11/2019).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengedepankan Pemberdayaan Masyarakat
Menteri Edhy mengatakan, sudah sewajarnya BUMN sebagai tangan kanan negara berperan mengedepankan pemberdayaan masyarakat, di samping mengejar laba perusahaan semata.
“Memang ini kelebihan kita BUMN. Kalian menjalankan Undang-Undang BUMN yaitu untuk men-trigger ekonomi. Selain itu, menyerap lapangan pekerjaan,” ucap Menteri Edhy.
Ia mengatakan, KKP terbuka untuk bekerja sama dengan Perindo dalam program-program yang sejalan. Meskipun begitu, ia menekankan agar Perindo bekerja secara profesional dan tidak melimpahkan pekerjaan tersebut kepada subkontraktor.
“Tapi kami mau profesional loh, jangan nanti disubkon. Boleh kalian memberdayakan pembudidaya di daerah yang kualitasnya bagus, tapi jangan ditinggal begitu saja dan terima beres. Kalian advokasi, pengawasan langsung ke lokasi,” pintanya.
Advertisement
Optimalkan Pasar Ikan Modern
Selanjutnya, Menteri Edhy juga mengingatkan agar Perindo terus mengoptimalkan operasionalisasi Pasar Ikan Modern yang telah dibangun di sejumlah kota di Indonesia.
“Saya mau Pasar Ikan Modern itu benar-benar bermanfaat. Selain untuk mengakomodir pasar ikan dari lapangan, juga bisa dimanfaatkan untuk kuliner,” katanya.
Ia menekankan agar pusat kuliner (food court) yang menjadi salah satu fasilitas PIM diperhatikan kebersihannya. Dengan begitu, diharapkan PIM dapat menarik minat semakin banyak pengunjung.
Sementara itu Direktur Jenderal PDSPKP Agus Suherman menambahkan, saat ini Perindo merupakan pihak pengelola PIM Muara Baru, Jakarta Utara. PIM yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Maret 2019 ini dan diserahkan pengelolaanya kepada Perindo sejak 14 Agustus 2019 melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara KKP dan Perindo.
PIM Muara Baru yang dibangun KKP ini terdiri dari 894 kios basah (wet market) dan 155 kios kering (dry market). Selain itu, PIM juga dilengakapi oleh fasilitas pendukung lainnya yakni cold storage, food court, ruang pengepakan, Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL), klinik, ATM, ruang pertemuan dan masjid.