Dinikmati Non Muslim Juga, Ceruk Bisnis Industri Makanan Halal Sangat Besar

Industri halal telah menjadi pilihan gaya hidup banyak orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2019, 14:56 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 14:56 WIB
Jokowi Resmikan Halal Park di Senayan
Presiden Joko Widodo, Dirut BRI Suprajarto, dan Direktur Mikro dan Kecil BRI Priyastomo, meninjau binaan Bank BRI, Rendang Uni Adek dari Buktinggi di Halal Park, Jakarta (16/4). Produk rendang yang telah diekspor ke luar negeri juga dipasarkan melalui IndonesiaMall. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Industri makanan halal memiliki potensi yang paling besar dibanding sektor lain. Tidak hanya diminati oleh orang muslim, makanan berlabel halal juga mulai diminati oleh non muslim.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan potensi industri makanan halal pada 2023 mencapai USD 1,8 triliun. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk muslim di dunia yang saat ini telah mencapai 1,84 miliar atau sekitar 24,4 persen dari populasi dunia.

"Permintaan barang dan jasa halal juga akan terus meningkat dan makin besar. Ini potensi yang harus dilihat dan diperbesar lagi," kata Perry dalam acara INHALIFE di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Dia menjelaskan, ekonomi halal dalam skala global sangat berpotensi karena adanya nilai tinggi yang dihasilkan tak hanya bagi muslim namun juga non muslim. Industri halal telah menjadi pilihan gaya hidup banyak orang.

"Bahwa ekonomi halal tidak hanya berpusat pada agama saja, tapi juga nilai kualitas yang tinggi dalam menghasikan produk halal," ujarnya.

"Karena itu ekonomi halal semakin besar tidak hanya di negara muslim saja, tapi juga non muslim. Thailand misalnya, (mengembangkan) industri makanan halala, Korea Selatan (mengembangkan) kosmetik halal," dia menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Industri Halal Diolah dengan Baik

Steak wagyu
Steak wagyu. (Foto: snapwire/ pexels)

Dia mencontohkan, industri makanan halal pada steak daging sapi. Steak yang dilabeli halal, lanjutnya, tidak hanya menarik minat muslim untuk memakannya melainkan juga non muslim sebab mereka percaya daging tersebut diolah dengan cara yang baik.

"Sapi yang jadi sumber dagingnya setiap hari dibudidayakan oleh peternaknya dengan baik. Jadi sapi ini tumuh secara baik sesuai prinsip syariah. Dan cara penyembelihan sapi juga diperhatikan, jadi steak sapi halal lebih enak," ujarnya.

Selain makanan, sektor lainnya juga akan terus. Yaitu industri pariwisata halal akan bernilai USD 274 miliar, dan industri mode halal akan bernilai USD 361 miliar.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya