Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menyelesaikan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota di selatan Papua akhir 2019.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini pergerakan pelintas batas di perbatasan Sota yang berjarak sekitar 80 km dari Merauke mencapai 20-25 orang setiap hari.
"Kita akan perbaiki fasilitasnya meski tidak sebesar Skouw di Jayapura, sehingga disamping fungsi pertahanan keamanan bisa menjadi tujuan orang melihat perbatasan di selatan Papua, sehingga menjadi ikon baru di Timur Indonesia," kata Menteri Basuki, Senin (25/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
PLBN Sota menjadi pos lintas batas negara kedua di Papua setelah PLBN Skouw di Jayapura yang telah dilakukan perbaikan. PLBN Sota merupakan tambahan pos lintas yang berbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini. Selain itu, ada juga PLBN Yetetkun di Kabupaten Boven Digoel yang juga sudah direncanakan akan dibangun.
Pembangunan kawasan perbatasan Sota dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya terbagi menjadi zona inti, sub inti dan pendukung. Pada zona inti akan dibangun pos lintas batas negara, gudang sita, klinik, monumen Garuda, bangunan gerbang, dan check point, serta didukung jalan akses menuju PLBN yang mulus dan tersedianya lahan parkir.
Sedangkan untuk zona sub inti akan dibangun rumah pegawai, wisma Indonesia dan zona pendukung berupa rest area, gereja, musola, parkir, dan renovasi Pasar Sota yang dilengkapi fasilitas 13 kios dagang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Fasilitas Pendukung
Untuk zona pendukung lainnya juga akan dilengkapi fasilitas tempat beristirahat (rest area). Pelaksanaan pembangunan PLBN telah dimulai awal 2019 dengan progres fisik sebesar 81,01 persen dan ditargetkan selesai pada akhir 2019, dengan biaya pembangunan Rp 114 miliar.
Infrastruktur permukiman bagi warga sekitar perbatasan juga akan dibangun seperti sistem penyediaan air minum (SPAM), tempat pengolahan sampah, penyediaan MCK dan septic tank komunal, jalan lingkungan, serta drainase bagi masyarakat sekitar perbatasan.
Pada 2018, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara Terpadu, yakni 3 PLBN di Provinsi Kalimantan Barat (Entikong, Badau, dan Aruk), 3 PLBN di Provinsi NTT (Motaain, Motamassin, dan Wini) serta satu PLBN di Provinsi Papua (Skouw).
Sementara pada 2019, Kementerian PUPR akan membangun 4 PLBN Terpadu dari 10 PLBN yang diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.
Adapun 4 PLBN yang akan dibangun yakni PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, Sota di Kabupaten Merauke Provinsi Papua, serta 2 PLBN di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara yakni Sei Pancang Sebatik dan Long Midang.
Pos lintas batas negara lainnya yang akan dibangun tahap selanjutnya yakni PLBN Serasan di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau, Napan di Kabupaten Timur Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yetetkun Distrik Waropko di Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua, Long Nawang di Kabupaten Malinau, Jasa-Sei Kelik di Kabupaten Sintang, dan Labang di Kabupaten Nunukan di Provinsi Kaltim.
Advertisement
PLBN Skouw Makin Megah, Warga Kini Berdagang Emas di Kawasan Perbatasan
Dalam membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga turut mengembangkan pasar guna menumbuhkan pusat perekonomian baru di kawasan terluar Indonesia.
Seperti pembangunan PLBN Skouw di Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, yang kini telah rampung dikerjakan.Â
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan pengembangan kawasan perbatasan Skouw merupakan janji dan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin menjadikan PLBN sebagai pintu gerbang serta embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan.
Bahkan, ia menambahkan, emas juga sudah mulai diperjualbelikan di kawasan perbatasan tersebut. "Di Skouw itu perdagangan di sana sekarang emas, bukan hanya chiki," ujar dia disambut gelak tawa saat memberi paparan di acara 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Beberapa fasilitas lain turut dibangun di PLBN Skouw, antara lain rumah dinas pegawai, Wisma Indonesia, Gedung Serbaguna, Pasar Perbatasan, hingga fasilitas umum seperti rest area, ATM center, masjid, dan gereja.
Pos Perbatasan yang Dibangun Kementerian PUPR
Selain di Skouw, selama empat tahun terakhir Kementerian PUPR telah membangun enam pos perbatasan lain. Antara lain, PLBN Wini, Motaain dan Motamasin di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta PLBN Aruk, Nanga Badau dan Entikong di Kalimantan Barat.
Tak hanya itu, infrastruktur pasar pun turut dikembangkan di wilayah tersebut meski belum seutuhnya rampung. Seperti di PLBN Entikong, yang kemajuannya kini mencapai 55,93 persen dan ditargetkan selesai 2019.
Lalu pasar di PLBN Nanga Badau, yang pembangunannya menghabiskan biaya Rp 167,1 miliar dengan pengerjaan mencapai 75,3 persen. Selanjutnya pasar di PLBN Aruk, yang hampir rampung dengan kemajuan 94,26 persen.
Begitu juga pasar di dua PLBN lain yang progresnya mendekati tahap final. Pasar PLBN Wini sekarang mencapai 92,12 persen, sedangkan pasar PLBN Motaain telah menyentuh progres 86,76 persen.
Sejauh ini, baru pasar PLBN Motaain yang telah selesai dikerjakan. Pasar ini dibangun di atas lahan seluas 6.729 meter persegi dengan menghabiskan anggaran Rp 228,9 miliar.
Advertisement