Pemerintah Tambah Kuota Solar Subsidi

Pertamina kembali menyalurkan solar subsidi dengan normal

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Nov 2019, 15:23 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 15:23 WIB
Pemerintah Subsidi Solar
Suasana di SPBU Kuningan Jakarta, Sabtu (5/5). Pemerintah berencana untuk menambah subsidi solar di tengah harga minyak dunia yang sedang naik. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kembali menyalurkan solar subsidi dengan normal. Hal ini setelah pemerintah memberikan kepastian tambahan solar subsidi tahun ini.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, konsumsi solar subsidi lebih tinggi dari kuota yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019. Diperkirakan, jika tak ada tambahan, sola subsidi akan ‎habis pada akhir November 2019.

‎"Solar subsidi memang betul realisasi penjualan melebihi kuota, kalau dihitung akan habis akhir November,"‎ kata Nicke, disela acara Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Menurut Nicke, pemerintah melaui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah memutuska‎n untuk menambah kuota solar subsidi. Setelah adanya kepastian tesebut, Pertamina kembali menyalurkan solar subsidi secara normal.

‎"Dari ESDM dan BPH Migas sudah menyampaikan ke semua pihak ditambah kuotanya. Persediaan ada saat pemerintah akan menambah kami menyalurkan lagi," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Himbauan Pertamina

20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski kuota solar ditambah, Nicke mengingatkan masyarakat ‎agar mengkonsumsi solar subsidi secara wajar. Juga bagi masyarakat yang mampu, ditegaskan Nicke, tidak berhak menggunkan solar subsidi.

"Kami berharap ini subsidi, subsidi pakai uang negera juga, kami harapkan pihak yang berhak menggunakan solar subsidi ini dengan volume yang wajar penggunaan yang wajar," tandasnya.

 


Realisasi Penyaluran

Pertamax Cs Turun Harga
Petugas mengisi BBM pada sebuah motor di salah satu SPBU, Jakarta, Sabtu (5/1/2019). PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi masing-masing Dexlite Rp 200 per liter, dan Dex Rp 100 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk diketahui, ‎kuota solar bersubsidi tahun ini secara nasional sebanyak 14,5 juta kiloliter (KL) atau lebih kecil dibandingkan dengan 2018 sebanyak 15,62 juta KL dengan realisasi sebanyak 15,58 juta KL.

Sementara itu, realisasi penyaluran solar bersubsidi sampai 25 September 2019 sebanyak 11,67 juta KL atau 80,46 persen dari kuota. Normalnya, realisasi per 25 September 2019 seharusnya sekitar 73,42 persen dari kuota.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya