Bareksa Raih Penghargaan Mitra Distribusi SBSN Terbaik dari Kemenkeu

Penghargaan kepada Bareksa diberikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Des 2019, 15:30 WIB
Diterbitkan 16 Des 2019, 15:30 WIB
Kementerian Keuangan RI menganugerahkan kepada Bareksa, marketplace finansial terbesar di Indonesia.
Kementerian Keuangan RI menganugerahkan kepada Bareksa, marketplace finansial terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan menganugerahkan kepada marketplace finansial Bareksa penghargaan sebagai Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara (Midis SBSN) Terbaik Kategori Non-Bank 2019. Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.

Co-founder dan CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra menyatakan, perhargaan ini kembali menjadi bukti bahwa pemanfaatan fintech memiliki peran yang semakin penting untuk mendemokratisasi dunia keuangan nasional dan mengatasi masalah dangkalnya pasar keuangan yang merupakan problem laten kita selama ini.

"Penghargaan ini juga merupakan bukti bahwa dorongan dan dukungan Kementerian Keuangan, OJK, dan Bank Indonesia, dalam pemanfaatan tekfin merupakan langkah yang tepat. Kami sangat berterima kasih atas berbagai kebijakan progresif pemerintahan Presiden Jokowi yang terus mendorong perkembangan ekonomi-digital dan tekfin di Indonesia," jelas Karaniya dikutip dari keterangan tertulis, Senin (16/12/2019).

Belum lama ini, Bareksa juga dinobatkan sebagai platform terbaik untuk membeli Surat Utang Negara (SUN) secara online berdasarkan survei yang dilakukan oleh Big Data Telkom dan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kemenkeu RI.

Kepada 12 ribu responden, ditanyakan: "Menurut Anda, Mitra Distribusi manakah yang terbaik untuk membeli SUN?" Di urutan teratas, 28 persen responden menjawab "bank" tanpa secara spesifik menyebut nama bank. Yang menarik, di urutan kedua 19 persen responden langsung menjawab "Bareksa".

Kontribusi Bareksa

Bareksa merupakan satu dari dua perusahaan fintech yang pertama kali diberi mandat oleh Kementerian Keuangan, bersama delapan bank papan atas, untuk menjual Surat Utang Negara (SUN) ritel di pasar perdana domestik secara online. Penunjukan ini dilakukan pada April 2018 lalu.

Savings Bond Ritel seri SBR003 adalah produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang ditawarkan secara online. Pada November 2018, Bareksa mulai mendukung penjualan SBSN ritel untuk Sukuk Tabungan seri ST002. Masyarakat bisa membeli secara online dengan nilai minimal Rp 1 juta.

Sejauh ini, Bareksa sudah mendukung Kementerian Keuangan menjual 12 seri SBN ritel, terdiri dari enam seri SBR (SBR003-008), lima seri ST (ST002-006), dan satu seri Obligasi Ritel Indonesia (ORI016).

Kerja sama dengan OVO

Bareksa Bersama OVO Uji Coba Pembayaran Reksa Dana Pakai QRIS Code. Dok  Bareksa
Bareksa Bersama OVO Uji Coba Pembayaran Reksa Dana Pakai QRIS Code. Dok Bareksa

Untuk terus menggenjot kontribusi Bareksa, Co-founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra menerangkan, saat ini sedang digodok rencana kerjasama strategis antara Bareksa dan OVO.

"Sinergi platform e-investing dan e-wallet ini mudah-mudahan akan secara signifikan terus mendemokratisasi pasar SBN, sehingga masyarakat luas akan memiliki akses yang semakin mudah dan terjangkau. Langkah ini punya arti strategis, karena ditujukan untuk menjawab kebutuhan negara kita untuk mencari sumber pembiayaan nasional yang baru di segmen ritel dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri," ujar Karaniya, yang juga merupakan Presiden Direktur OVO.

"Untuk ini, kami akan mengkonsultasikan dan meminta masukan dari Bank Indonesia, OJK, dan Kementerian Keuangan." lanjut dia.

Sebagai platform e-wallet terbesar di Indonesia, OVO memiliki potensi yang sangat besar untuk secara masif memasyarakatkan dan menggenjot nilai penjualan SBN. Saat ini, OVO telah menjangkau 115 juta perangkat seluler, 87 juta pengguna yang tersebar di 354 kota di seluruh Indonesia, dengan pengguna aktif bulanan (MAU) mencapai sekitar 11-12 juta.

"Ini daya yang sangat besar untuk mendorong pasar surat utang negara ke tahapan berikutnya." tutup dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya