Pemerintah Bakal Setop Impor dari China, Ini Rincian Produknya

Hari ini pemerintah akan mengumumkan keputusan moratorium impor dari China

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 11:00 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan hasil rapat koordinasi dengan kementerian terkait pencegahan penyebaran virus corona dari China akan dirampungkan hari ini.

Alasannya, masih perlu koordinasi antara Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, dan BPOM untuk rencana moratorium impor barang dari China.

"Akan difinalkan, kita tunggu besok (hari ini)," kata Airlangga di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta Pusat, Senin malam (3/2/2020).

Rencana moratorium impor akan diberlakukan untuk barang konsumsi. Begitu juga dengan produk hewan dan barang holtikultura.

"Barang yang terkait konsumsi," kata Ketua Umum Partai Golkar itu.

Namun untuk kepastiannya, masih menunggu hasil rapat koordinasi terakhir hari ini. Sementara itu produk berupa mesin dan otomotif tidak akan terdampak moratorium impor dari China.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kebijakan Keimigrasian

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Angka tersebut menurun 9,99% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar US$ 15,9 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain jenis komoditas impor, pemerintah akan mengumumkan beberapa kebijakan terkait dengan keimigrasian. Lagi-lagi, Airlangga masih enggan membeberkan terkait rencana kebijakan tersebut.

Dia menambahkan, industri manufaktur juga ikut terdampak selain pariwisata. Ada sentimen dan keperluan bahan baku yang menyebabkannya. "Jadi ada beberapa faktor," imbuhnya.

Salah satu alternatif yang ditawarkan untuk sektor pariwisata, pemerintah akan mendorong wisatawan dalam negeri. Katanya, saat ini insentif bagi industri pariwisata belum jadi prioritas.

Terpenting saat ini melakukan pencegahan penyebaran virus corona. Sebab bukan hanya Indonesia yang mengalami hal ini. Beberapa negara di dunia juga mengalami hal yang sama.

"Sekarang, bukan terkait insentif, ini kan terkait dengan virus outbreak," kata Airlangga mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya