JB Sumarlin Dikenang Sebagai Begawan Ekonomi dan Pejuang Bangsa

Menteri Keuangan di Era Soeharto ini disebut telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2020, 18:45 WIB
20161001 Ahli Gizi dalam Sebuah Buku Gizi Pembangunan
Prof Soekirman secara simbolis memberikan buku kepada JB Sumarlin pada peluncuran buku Gizi Pembangunan di Jakarta. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti, mengingat Menteri Keuangan periode 1988-1993 JB Sumarlin sebagai begawan ekonomi dan pejuang bangsa.

Menteri Keuangan di Era Soeharto ini disebut telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.

"Beliau adalah begawan ekonomi dan pejuang bangsa yang telah memberi terang pada masa sulit Indonesia," kata Nufransa dalam pernyataan di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Nufransa juga mengenang sosok menteri pada era Orde Baru itu merupakan figur yang menyakini bahwa nilai-nilai dan kearifan Indonesia perlu diterapkan secara langsung pada sistem ekonomi nasional dan sektor strategis perlu dikuasai negara untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

"Jasanya akan selalu dikenang dan baktinya akan menjadi inspirasi seluruh bangsa," ujarnya.

Menteri Keuangan periode 1988-1993, JB Sumarlin meninggal dunia dalam usia 87 tahun di Rumah Sakit Carolus, Jakarta, Kamis siang.

Jenazah menteri era Presiden Soeharto ini akan disemayamkan di rumah duka MRCC Siloam Semanggi, lantai 36, mulai pukul 18.00 WIB.

Menurut rencana, jenazah ekonom senior ini akan dimakamkan di pemakaman San Diego Hills pada Senin (10/2/2020).

 

Terobosan

20161001 Ahli Gizi dalam Sebuah Buku Gizi Pembangunan
Franky Welirang, JB Sumarlin, dan Rahardi Ramelan saat peluncuran buku Gizi Pembangunan karya Prof Soekirman di Jakarta. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Selama mengabdi sebagai bendahara negara, JB Sumarlin pernah melakukan sejumlah terobosan untuk mengatasi tantangan dan permasalahan ekonomi Indonesia.

Terobosan itu antara lain Gebrakan Sumarlin I berupa pengetatan moneter untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan Gebrakan Sumarlin II untuk menekan tingkat inflasi nasional.

Penghargaan yang pernah diraih Doktor lulusan Universitas Pittsburg ini antara lain Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan Menteri terbaik tahun 1990 oleh majalah Asia.

Sumarlin pernah mendapatkan Bintang mahaputra Adiprana III pada 1973, dan meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia pada 1975.

Pria kelahiran Blitar, 7 Desember 1932, itu juga pernah memegang sejumlah jabatan pemerintahan penting di era Orde Baru seperti Ketua BPK (1993-1998) dan Kepala Bappenas (1983-1988)

Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara (1973-1983) dan Kepala BP Batam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya