Kejar Target, Miliarder Ini Gelar Rapat Jam Satu Pagi di Hari Minggu

Bos Tesla dan SpaceX itu memang dikenal dengan target-targetnya yang terbilang ekstrim.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 11 Mar 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2020, 08:00 WIB
Elon Musk
Elon Musk (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Bukan rahasia lagi, miliarder Elon Musk telah lama dikenal dengan komitmennya yang sangat kuat. Baru-baru ini Musk menggelar rapat untuk seluruh karyawan di pabrik pembuatan pesawat SpaceX di Boca Chica Beach, Texas. Uniknya, rapat tersebut dilakukan pukul satu pagi di hari Minggu.

Menurut data yang dipublikasikan Ars Technica dan dikutip dari CNBC, Rabu (11/3/2020), Bos Tesla dan SpaceX itu memang dikenal dengan target-targetnya yang terbilang ekstrim.

Pada dini hari tersebut, dia ingin tahu dari timnya alasan pabrik tidak berjalan 24 jam seminggu untuk membangun sistem roket Starship. Pesawat yang akan mengangkut kru dan kargo ke Mars.

Tim pembuatan pesawat Musk menjelaskan, mereka membutuhkan lebih banyak orang untuk bekerja. Setelah menerima laporan tersebut, SpaceX langsung merekrut 252 pekerja baru. Jumlah tersebut melipatgandakan tenaga kerja di pabriknya.

Gambaran tersebut cukup memberikan informasi tentang seperti apa rasanya bekerja dengan Musk. Presiden SpaceX Gwynne Shotwell bergabung dengan perusahaan roket tersebut pada 2002 sebagai pegawa No. 7.

15 tahun kemudian, dia mengatakan, dirinya masih sangat senang bekerja dengan Musk. Meski ia pun mengakui betapa sangat intens bekerja di sana.

"Tak perlu ditanyakan lagi bagaimana Elon sangat agresif dengan agendanya, tapi jujur saja, itu membuat kami melakukan berbagai hal dengan lebih baik dan lebih cepat. Saya rasa seluruh waktu dan uang bukanlah solusi terbaik tapi memberikan tekanan yang tepat pada tim untuk begerak cepatlah yang sangat penting," terang Shotwell.

Shotwell juga mengatakan, dirinya belajar untuk mendengar dan berpikir sebelum menolak gagasan Musk yang kuat. Menurutnya, saat Elon baru mengatakan sesuatu, pegawai harus berhenti sejenak dan tidak serta merta mengkritik gagasannya.

"Jangan katakan, itu mustahil, tak mungkin, tak ada cara melakukannya, saya tak tahu caranya. Kunci dulu pendapat Anda dan pikirkan tentangnya dan cari cara menyelesaikannya," saran Shotwell.

CEO Neuralink Max Hodak, di mana Musk memimpin pembangunan mesni yang menghubungkan manusia dengan komputer memiliki pengalaman serupa. Dia mengatakan, Musk memiliki optimisme yang tinggi dan selalu memandang berbagai hal mudah dilakukan.

Dalam salah satu cuitannya di Twitter, Musk mengakui seberapa keras dirinya bekerja.

"Selalu ada tempat yang lebih mudah untuk bekerja. Tapi tak ada yang bisa mengubah dunia dengan jam kerja 40 jam per minggu. Tapi jika Anda senang melakukannya, semua itu tak terasa seperti bekerja," tandas dia.

Saksikan video di bawah ini:

Todd Baldwin, Miliarder Milenial yang Mampu Berhemat dengan Jadi Secret Shopper

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Pada usia 25 tahun, kekayaan Todd Baldwin mencapai USD juta atau setara dengan Rp 14 miliar. Tahun ini pada usia 27 tahun, Baldwin mampu membukukan omzet USD 615 ribu atau Rp 8,7 miliar atau penghasilan bersih kurang lebih USD 305 ribu atau Rp 4,3 miliar. 

Uang itu ia dapatkan dari bisnis sewa properti, agen asuransi, dan tambahan lain yang dihasilkan dari secret shopper.

Dikutip dari CNBC, Selasa (3/3/2020), mayoritas pendapatannya berasal dari enam properti sewaan yang dimiliki bersama istri, Angela.  Mereka mendapatkan USD 460 ribu atau Rp 6,5 miliar  per tahun dari bisnis sewa properti tersebut. Setelah pengeluaran berbagai biaya seperti pajak, asuransi, dan utilitas, mereka menyimpan sekitar USD 150 ribu per tahun.

 "Meskipun kekayaan bersih kami adalah tujuh angka, kami tidak melakukan banyak hal khas yang dilakukan kebanyakan jutawan. Kami sangat hemat, ”kata Baldwin, yang memakai cincin kawin karet seharga USD 12 dan berbagi mobil Ford Focus 2009 bersama istrinya.

Karena sangat menjaga pengeluaran, Baldwin menghemat 80 persen dari pendapatannya. 

Miliarder milenial ini menolak untuk menghabiskan uang untuk hiburan, seperti makan di restoran ataupun menonton film di bioskop. "kecuali, jika saya tahu bagaimana cara dibayar untuk itu." kata Todd kepada CNBC Make It. 

Baldwin adalah secret shopper. Itu adalah pekerjaan yang me-review layanan sebuah toko atau restoran atau kasino dengan berpura-pura menjadi seorang konsumen secara diam-ciam. Ia dibayar untuk menikmati layanan makan malam, berbelanja, menonton film dan bahkan mengunjungi hotel dan kasino.

"Ada banyak bisnis di luar sana yang ingin tahu bagaimana kinerja karyawan mereka dan bagaimana pasar merespons produk mereka," jelasnya.

"Jadi, perusahaan-perusahaan itu akan mempekerjakan perusahaan-perusahaan belanja misteri untuk menemukan kontraktor independen seperti saya untuk berpose di tempat mereka sebagai pelanggan tetap, membeli produk atau layanan dan kemudian melaporkannya.” tuturnya. 

Baldwin menghasilkan sekitar USD 30 ribu sejak memulai bisnis belanja misteri bertahun-tahun lalu di perguruan tinggi. Survei yang diisi dari pengalaman berbelanja itu tidak terlalu memakan waktu.

“Jika seorang teman ingin pergi ke bar atau seseorang ingin menonton film, saya biasanya mencoba menunggu sampai saya bisa mendapatkan job menjadi secret shopper,” katanya.

“Jadi buang uang jika tetap pergi ke sana dengan biaya sendiri padahal mungkin kita bisa dapatkan secara gratis.”

Berkat menjadi secret shopper, Baldwin dan istrinya hanya menghabiskan sekitar USD 25 sebulan untuk makanan. "Hal lain yang saya tidak akan pernah menghabiskan uang adalah biaya rekening bank atau biaya kartu kredit yang tidak perlu," kata Baldwin.

Itu tidak berarti Baldwin tidak menggunakan kartu kredit, Baldwin mepunyai 13 kartu kredit, tetapi dia tidak pernah tidak menghitung saldo dan selalu melakukan pembayaran tepat waktu untuk menghindari biaya keterlambatan.

Satu-satunya Baldwin berbelanja secara royal adalah membeli sesuatu untuk istrinya dan ternyata barang tersebut dikembalikan oleh istrinya. "Istri saya lebih hemat daripada saya!" dia berkata.

“Beberapa tahun yang lalu, saya membelikannya dompet desainer seharga USD 500. Tetapi ketika saya mengejutkannya dengan itu, dia segera mengambilnya kembali, menukarnya dengan dompet seharga USD 60 di Macy's dan kemudian kami menginvestasikan uang sisanya. "

"Jadi kita biasanya tidak berbelanja secara Royal."

Reporter : Tiara Sekarini 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya