BI Ungkap Penyebab Rupiah Tembus 16.000 per Dolar AS

Pelemahan rupiah akibat aksi kompak para investor dan pelaku pasar untuk menjual asetnya ke dalam bentuk kurs dolar.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2020, 15:37 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2020, 15:37 WIB
3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Ilustrasi dana BLT

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan penyebab keterpurukan nilai tukar rupiah hingga mendekati angka psikologisnya yaitu Rp 16.000 per USD. Diakibatkan oleh aksi kompak para investor dan pelaku pasar untuk menjual asetnya ke dalam bentuk kurs dolar.

"Dalam kondisi ini, investor dan pelaku pasar melepas aset-asetnya; saham, obligasi, emas. Dan mnjual dalam bentuk dolar," ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat melakukan Telekonferensi pada Jumat (20/3).

Sehingga menurut Perry terjadi pembengkakan nilai tukar dolar amerika di pasar keuangan global maupun nasional. Hal ini dipicu oleh pandemi virus Covid-19 yang masih berlangsung diberbagai negara.

"Ini yang dihadapi seluruh dunia ada pelepasan aset keuangan dan kemudian mereka konversi ke dolar," imbuh Perry.

Untuk menghindari pelemahan nilai rupiah semakin dalam, BI mengklaim telah melakukan berbagai upaya guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Seperti menyediakan mata uang dolar secara tunai, hingga menghimbau para investor maupun pelaku pasar untuk tidak panik dalam merespon situasi pasar keuangan yang sedang terjadi.

"Kami memastikan kepercayaan nilai rupiah terjaga dan stabilitas valas (valuta asing)," tutup Perry.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Instruksi Jokowi

Jokowi Minta Kementerian Arahkan Program Dukung Penanganan Corona
Presiden Joko Widodo melakukan video teleconference dengan Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). Presiden Jokowi menginstruksikan percepatan agenda kerja semua kementerian. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bank Indonesia (BI) fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terus mengalami tekanan di tengah situasi pandemi corona (Covid-19). Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference dari Istana Bogor Jawa Barat, Jumat (20/3).

"Saya minta BI fokus terus jaga stabilitas nilai tukar rupiah, jaga inflasi, dan mempercepat penggunaan rekening rupiah di dalam negeri," kata Jokowi.

Dia juga meminta BI berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan untuk memastikan ketersediaan likuiditas dalam negeri. Selain itu, BI juga diminta meningkatkan mitigasi risiko di tengah pandemi corona.

"Kemudian memantau setiap saat terhadap sistem keuangan dan mitigasi keuangan sekomprehensif, sedetail mungkin," tutur Jokowi.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Jumat akhir pekan ini. Rupiah sudah tembus ke level psikologisnya yaitu Rp 16.000 per USD.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya