Liputan6.com, Jakarta - Harga emas pada hari Jumat turun. Akan tetapi harga emas telah membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak 2008 karena dampak ekonomi dari virus corona sehingga meningkatkan daya tarik safe-haven.
Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (28/3/2020), harga emas di pasar spot turun 0,5 persen menjadi USD 1,620.81 per ons pada 11:42 EDT (1542 GMT). Harga emas berjangka AS 1,7 persen lebih rendah pada USD 1,623.30 per ons.
"Aksi jual di ekuitas AS telah membebani semua kelas aset lagi yang mengarah ke serangkaian tekanan margin pada logam mulia," kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Advertisement
Saham Wall Street turun lebih dari 3 persen, karena kekhawatiran kerusakan ekonomi dari pandemi virus corona.
"Emas telah mengikat diri dengan pasar ekuitas," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. "Ada begitu banyak yang tidak diketahui menuju akhir pekan, dan meskipun emas adalah aset keamanan, hanya ada keengganan untuk menambah risiko," tambah dia.
Harga emas telah naik lebih dari 8 persen sejauh minggu ini, didukung oleh lonjakan klaim pengangguran mingguan terbesar di AS dan langkah-langkah stimulus ekonomi Federal Reserve AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Â
Â
Menungggu Paket Stimulus AS
Investor sedang menunggu bagian dari paket stimulus USD 2,2 triliun yang akan memompa uang ke ekonomi terbesar dunia untuk membendung kerusakan yang disebabkan oleh pandemi.
"Harga emas bakal naik lagi untuk mengantisipasi stimulus lanjutan dan data yang lebih lemah di waktu yang akan datang," terang Bo
"Kami memperkirakan harga rata-rata USD 1.725 per ons pada Q2-2020," katanya.
Pelaku pasar emas juga terus mengawasi pasokan fisik karena hal ini menjadi salah satu kunci dalam menangani dampak virus corona.
Advertisement