Menerapkan Pola Korporasi, Gunung Kencana Lebak Mulai Panen Jagung Hibrida

Bulan Maret dan April 2020 ada panen sekitar 520 ha dengan produksi mencapai 1.700 ton di Desa Bulakan Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak.

oleh Reza pada 15 Apr 2020, 10:18 WIB
Diperbarui 15 Apr 2020, 10:25 WIB
Kementan
Bulan Maret dan April 2020 ada panen sekitar 520 ha dengan produksi mencapai 1.700 ton di Desa Bulakan Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak.

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan jagung berbasis korporasi merupakan pola kerjasama dan kemitraan antar seluruh stakeholder. Percepatan pengembangan kawasan melalui korporasi ini dilakukan dengan kegiatan percontohan salah satunya ada di kabupaten Lebak tepatnya di Desa Bulakan Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak.

Hasilnya, saat ini tengah berlangsung panen jagung dengan luasan panen di desa tersebut. Bulan Maret dan April 2020 ada panen sekitar 520 ha dengan produksi mencapai 1.700 ton, bahkan saat ini mulai membuka lagi lahan seluas 50 hektar.

Setiap musim tanam wilayah ini mampu memproduksi di lahan seluas 1.00 hektar bahkan sekarang diperkiran sudah lebih. Petani di Gunungkencana sudah terbiasa sambil panen sekaligus tanam lagi mengingat masih turun hujan sebelum masuk bulan Mei.

Wawan, Ketua LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) yang mengelola kegiatan tersebut mengatakan panen terus berlangsung dan terus melakukan pengiriman ke Petir, Legok, Japfa dan Sukabumi.

"Sudah ada 1.000 ton yang kita kirim ke pabrik pakan saat ini," akunya.

Berkaitan dengan harga, saat ini mulai turun karena musin panen namun hal ini tidak menyurutkan petani di sana. "Untuk kendala hampir tidak ada yang serius, paling harga dan itu bukan masalah besar, sama ulat grayak menjadi satu satunya hama yang sempat menggangu," ujar Wawan. Adapun harga saat ini dengan kadar air 15% masih cukup tinggi sekitar Rp 4.400/kg untuk pabrik Japfa dan Rp 4.000/kg untuk di ternak ayam petelor.

Dengan mempertimbangkan potensi lahan dan kelembagaan petani, kegiatan ini memang dikelola oleh lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) dan kelompok tani.

Menurut Wawan dengan kelembagaan ekonomi petani yang kuat untuk mengelola bisnis usahatani secara berkelanjutan akan dapat meningkatkan kualitas produksi.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebuanan Kabupaten Lebak Iman Nurzaman bersyukur atas panen di wilayah tersebut.

"Alhamdulillah desa ini sudah panen dengan baik dan mudah-mudahan bisa terus di dorong dan di dukung oleh para petani di LMDH Giri Mukti ini agar kedepan nya pengembangan jagung disini bisa terus berjalan.

Ketika ditanya dengan adanya wabah covid 19 ini, lebih lanjut Iman menjelaskan kendala pembatasan dari perusahaaan perusahaan terkait dengan pengiriman benih jagung. "Namun kami tetap akan usahakan jalan keluar yang terbaik tanpa mengindahkan aturan pemerintah," tambah Iman.

"Kegiatan kami ini didukung dan dikawal penuh Kementerian Pertanian, mudah-mudahan di tahun 2020 ini tetap memberi bantuan ke kami terutama benih supaya petani tetap menjaga semangatnya menanam jagung" ujar Iman Nurzaman menutup pembicaraan.

Di tempat terpisah Agus Tauchid, Kadistan Banten mengapresiasi apa yang dilakukan petani di Gunung Kencana. "Korporasi ini kan tujuannya kapasitas usaha makin besar dan ada nilainkeuntungan yang dibagi ke petani maupun untuk menambah modal, dan kami sudah membuka akses untuk ditampung ke perusahaan dan pabrik pakan ternak," sebutnya.

Disebutkan Agus Tauchid bahwa pemerintah telah banyak membantu untuk sarprasnya juga. Tercatat ada fasilitasi dryer, UPPO, embung, alat angkut yang disediakan untuk pengembangan korporasi tersebut.

"Keinginan kami program ini bisa menjadi proyek percontohan keberhasilan program pengembangan jagung di Indonesia," pungkas Agus Tauchid

Perlu diketahui pengembangan jagung berbasis koorporasi di Desa Bulakan ini dengan luas tanam jagung per musim mencapai 600 ha dan dilakukan di lahan perum perhutani. Masyarakat menanam jagung hibrida tumpangsari dengan kayu putih.

Kegiatan ini mendapat Dukungan dan apresiasi dari semua pihak baik pemerintah Pusat , pemerintah Provinsi Banten dan pemerintah Daerah Kabupaten.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan kawasan perbenihan jagung hibrida berbasis korporasi petani. Sesuai arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi bahwa kegiatan korporasi ini bertujuan untuk memberdayakan petani supaya memiliki daya tawar yang tinggi. "Korporasi ini dilakukan secara integrated farming dan zero waste, dengan dikelola oleh manajemen yang solid maka akan memberi nilai tambah ke petani," ujar Suwandi.

Selain menyediakan benih secara mandiri, program ini juga untuk mengimplementasin arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. dan perkembangan program dapat terlaksana dengan baik.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya