Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja mengungkapkan berbagai faktor yang menyebabkan masyarakat tidak bisa mendaftar menjadi peserta program kartu prakerja.
Selain masalah pendataan di nomor induk kependudukan (NIK) peserta, foto unggahan juga menjadi kendala utama yang bisa membuat masyarakat gagal mendaftar.
Direktur Kemitraan dan Komunikasi PMO Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky menjelaskan, kebanyakan masyarakat yang mendaftar NIK-nya tidak bisa diverifikasi. Biasanya permasalahan muncul seperti salah ketik atau nama da tanggal tidak sesuai dengan database.
Advertisement
"Di masa awal, itu terhitung jadi backlog. Tapi sjalan dengan waktu, dengan layanan masyarakat dan kami jelaskan, makin banyak yang bisa selesaikan pendaftaran," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin (27/4/2020).
Selanjutnya, masalah lain yang sering ditemui adalah upload foto diri. Kebanyakan masyarakat mengirimkan fotonya tidak terbaca oleh sistem, ini terjadi karena posisi foto terlalu gelap, keterangan, ada penutup muka, kepala, atau kacamata, serta tidak menghadap lurus sehingga tidak terbaca oleh sistem.
"Kedua, masalah upload foto diri. Foto harus kami verifikasi dan bandingkan dengan KTP yang dua duanya diunggah. Di situ masih banyak peserta yang tidak berikan yang bisa dibaca sistem," jelas dia.
"Tapi itu tidak jadi halangan karena tetap bisa unggah kembali, revisi, sehingga bisa masuk ke gelombang pendaftarn kartu prakerja berikutnya," sambung dia.
Â
Selanjutnya
Panji menambahkan, Sampai dengan saat ini sudah ada 8 juta lebih masyarakat yang mendaftar program kartu prakerja. Dari jumlah tersebut setengahnya sudah join batch atau masuk gelombang satu dan kedua.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Advertisement