4 Kunci Sukses Bisnis UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Corona

Banyak pelaku usaha UMKM di Tanah Air yang tidak memahami cara mengembangkan bisinis.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2020, 07:00 WIB
Berburu Aneka Produk di UMKM Export BRILian Preneur 2019
Pedagang kerajinan menunggu pembeli saat pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 berlangsung hingga 22 Desember. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menjajaki bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memang cukup menggiurkan. Namun, banyak pelaku usaha UMKM di Tanah Air yang tidak memahami cara mengembangkan bisinis. Akibatnya, bisnis disektor ini tidak tahan terhadap krisis ekonomi maupun bencana.

CEO Mikro Investindo dan Pro Indonesia Foundation, Budi Satria Isman mengatakan setidaknya ada empat hal yang harus diingat ketika ingin mengembangkan bisnis yang berjangka panjang.

Pertama, Business plan atau rencana bisnis adalah hal dasar yang harus dikuasai seorang wirausaha agar bisnisnya dapat survive di saat kondisi sulit. Sebab, mayoritas pelaku bisnis di Indonesia hanya memahami istilah rencana bisnis tapi enggan untuk mempelajari lebih dalam.

"Saat dihantam wabah Corona, banyak bisnis UMKM yang terdampak. Mereka sulit survive karena kurangnya perencanaan bisnis di saat sulit," ungkap Budi dalam video conference, Rabu (29/4/2020).

Kedua, cashflow atau arus kas, seorang wirausaha yang baik adalah mampu mengatur cashflow perusahaan tetap stabil. Imbasnya kelangsungan usaha dapat terjaga meskipun di tengah kondisi sulit.

Sayangnya, di Indonesia masih banyak pelaku bisnis UMKM yang yang tidak mengerti pengaturan arus kas perusahaan. Tak heran jika di awal Maret 2020 saat wabah Corona memasuki wilayah Indonesia banyak UMKM yang gulung tikar.

 

Membaca Pasar

Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketiga, Kemampuan membaca pasar. Tidak semua wirausaha mempunyai intuisi yang baik dalam menyikapi kondisi pasar. Akan tetapi, intuisi bisa dilatih apabila ada kemauan kuat dari dalam diri pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya.

Seperti saat wabah Corona berlangsung, seorang wirausaha yang peka terhadap situasi pasar otomatis akan mengalihkan bisnisnya ke sektor pembuatan alat pelindung diri (APD) atau masker. Sebab, permintaan pasar akan meningkat terhadap sejumlah produk tersebut karena masyarakat khawatir terpapar virus covid-19.

Namun, justru mayoritas pelaku UMKM dalam negeri tidak peka dalam membaca pasar sehingga bisnisnya mengalami kebangkrutan saat wabah corona semakin meluas.

"Alihkan usaha jualan masker, apapun yang bisa hidup dulu.Ini step (langkah) pertama yang selalu dianjurkan," terangnya.

 

Pemasaran

BRI membantu para pelaku UMKM
BRI memberikan bantuan ke UMKM dalam bentuk KUR.

Keempat, Pemasaran produk secara online. Terlalu banyak contoh pebisnis yang sukses memasarkan produk usahanya secara online. Sebab, pemasaran online dapat menjangkau pasar lebih luas dibandingkan cara konvensional.

Di samping itu, pemasaran secara online juga menghemat biaya operasional bisnis. Terlebih banyak e-commerce di Indonesia yang memfasilitasi hasil produk UMKM.

Kendati demikian banyak UMKM nasional yang belum memanfaatkan kecanggihan teknologi. Tak heran saat wabah corona belum genap dua bulan dunia usaha UMKM terdampak cukup parah.

"Mereka tidak punya akses (pemasaran) online akan kolaps pendapatan usahanya sampai 90 persen. Khususnya yang hanya mengandalkan offline sementara akan anjlok," tegas Budi.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya